Bank Sampah Induk Bersinar (BSB) terpilih sebagai proyek percontohan standardisasi bank sampah pertama melalui program Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional Le Minerale (Foto:Dok.BSB)
Bank Sampah Induk Bersinar (BSB) terpilih sebagai proyek percontohan standardisasi bank sampah pertama melalui program Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional Le Minerale (Foto:Dok.BSB)

KLHK Dorong Standardisasi Bank Sampah Nasional, Apa Pentingnya?

Rosa Anggreati • 02 Desember 2021 10:52
Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menerbitkan standardisasi nasional bank sampah. Standardisasi nasional diperlukan agar bank sampah makin profesional dan kapabel dalam mengelola sampah kolektif.
 
"Standardisasi dilakukan dengan tujuan untuk memastikan sistem pengelolaan sampah kolektif berjalan dengan baik untuk menumbuhkan ekonomi sirkular di masyarakat," ucap Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Rosa Vivien Ratnawati.
 
Pada standardisasi nasional bank sampah ini, Bank Sampah Induk Bersinar (BSB) terpilih sebagai proyek percontohan standardisasi bank sampah pertama melalui program Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional Le Minerale. BSB dinilai mempunyai infrastruktur dan tim kerja yang memadai.
 
BSB juga didukung sejumlah fasilitas dan mampu mengolah sampah menjadi barang yang bermanfaat, serta bernilai ekonomi tinggi.
 
"Bank Sampah Bersinar adalah contoh bank sampah yang mampu mengedukasi masyarakat terhadap pemilahan sampah, memberikan pelajaran sirkular ekonomi, dan meningkatkan perekonomian masyarakat sehingga masyarakat dapat keuntungan dan meningkatkan perekonomian," kata Rosa Vivien.
 
Kiprah BSB yang berada di Jalan Terusan Bojongsoang, Baleendah, Bandung, Jawa Barat, itu memang cemerlang. BSB telah meraih penghargaan sebagai bank sampah terbaik se-Indonesia pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bank Sampah ke-VI tahun 2021 yang diselenggarakan KLHK. Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.
 
BSB merupakan satu di antara tujuh bank sampah di Indonesia yang menerima penghargaan tersebut karena berhasil mengedukasi lebih dari 300 bank sampah dan memiliki lebih dari 11 ribu register nasabah, serta menciptakan inovasi pengelolaan sampah dengan penerapan sirkular ekonomi. Bank sampah peraih penghargaan itu dinilai telah berkontribusi dalam pengelolaan sampah di Indonesia serta meningkatkan ekonomi nasabahnya.
 
Lebih lanjut, KLHK berharap bank sampah lain bisa meniru BSB. Sebab, kehadiran bank sampah membantu masyarakat mengolah sampah.
 
"Selain itu, dengan kehadiran BSB menjadi contoh bahwa bank sampah harus terkoneksi dengan perusahaan daur ulang agar perusahaan tersebut bisa mengolah sampah, sehingga sampah tidak dibuang langsung ke tempat pembuangan sampah," tutur Rosa Vivien.
 
Untuk menerapkan standardisasi bank sampah, diperlukan penambahan mesin press, pembantuan modal kerja, membangun supply chain penjualan, pembinaan tata kelola area kerja dan administrasi, serta melakukan edukasi kepada bank sampah unit, komunitas dan member.
 
"Kami berharap gerakan seperti ini dapat membentuk suatu ekosistem yang sirkular dari hulu ke hilir. Kemitraan dengan Bank Sampah Bersinar juga menjadi program percontohan bagi tata kelola sampah yang lebih baik, sesuai regulasi dan dapat diaplikasi oleh bank sampah lainnya di seluruh Indonesia," kata Program Manager Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) dan Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional Le Minerale Hery Yusamandra.
 
LeMinerale yang menginisiasi Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional Le Minerale akan konsisten menjaga komitmen meningkatkan kualitas dan standar bank sampah.
 
Le Minerale juga mewujudkan komitmen di bidang lingkungan melalui edukasi kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah.
 
"Le Minerale berharap standardisasi nasional bank sampah akan memperkuat daya saing dan menjadikan bank sampah berperan besar dalam pengelolaan sampah Indonesia,” ujar Sustainability Director PT Tirta Fresindo Jaya Ronald Atmadja.
 
Sementara, CEO BSB Fei Febrianti menyatakan apresiasi atas dukungan KLHK, Le Minerale, dan ADUPI terhadap BSB.
 
"Pembinaan standardisasi akan menambah ilmu kami dan meningkatkan efektivitas kerja lebih cepat. Kami bangga bisa menjadi dan menginspirasi bank sampah induk lainnya di Indonesia," ucap Fei.
 
Sebagai informasi, bank sampah berperan penting dalam penyediaan bahan baku untuk industri daur ulang, khususnya plastik dan kertas. Terlebih industri daur ulang memerlukan sampah plastik PET dalam jumlah besar. Dalam catatan ADUPI, setiap tahunnya permintaan PET meningkat rata-rata 7 persen.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan