Founder dan CEO Circulate Capital Rob Kaplan mengatakan pihaknya berkomitmen untuk ikut mendorong pencegahan polusi plastik di laut terutama negara di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara. Saat ini sampah di lautan sudah mencapai angka yang mengkhawatirkan, yang tercatat mencapai 150 juta ton dan meningkat delapan juta ton setiap tahunnya.
"Kami akan berinvestasi di startup dan UKM di Asia Tenggara termasuk di Indonesia. Kami coba untuk meningkatkan pengelolaan sampah," kaya Rob ditemui di Hotel Mandarin, Jakarta Pusat, Selasa, 10 Maret 2020.
Menurut Rob, Indonesia saat ini merupakan penyumbang terbesar kedua di dunia sampah plastik di laut. Hasil studi global menyatakan Indonesia menghasilkan 3,2 juta metrik ton sampah plastik yang belum dikelola dengan baik setiap tahunnya, dan sekitar 1,29 juta metrik ton berakhir menjadi limbah laut.
"Kami merupakan investor dan bukan organisasi pemerintahan maupun nonpemerintah NGO. Kami melihat ongkos yang besar di sistem ini, biaya mengelola sampah ini sangat besar terutama kerusakan maritim," ungkapnya.
Rob menuturkan pihaknya telah mendirikan Circulate Capital Ocean Fund, pendanaan ventura pertama di dunia yang berupaya mengatasi krisis polusi plastik di Asia. Dengan nilai kelolaan investasi USD106 juta, kemitraan telah dilakukan bersama perusahaan global seperti Danone, PepsiCo, The Coca-Cola Company, Procter & Gamble, Unilever, Dow, dan Chevron Phillips Chemical.
"Circulate Capital memfokuskan upaya-upaya pendanaannya di India, Indonesia, Vietnam, Thailand, dan Filipina, lima negara yang belum memiliki infrastruktur pengelolaan limbah yang baik. Negara-negara tersebut pun termasuk dalam penyumbang sampah plastik laut terbesar," paparnya.
Indonesia, lanjut dia, merupakan prioritas utama. Nantinya, investasi yang terserap diharapkan dapat berkontribusi pada Rencana Aksi Nasional (RAN). Langkah itu pun sejalan dengan upaya dari Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Republik Indonesia yang punya target mengurangi sampah plastik laut hingga 70 persen pada 2025.
"Kami mulai di perusahaan ini untuk berinvestasi. Plastik botol yang sudah digunakan bisa diproses kembali dan butuh kerja sama juga dengan pemerintah untuk menjalankan solusi ini," ujarnya.
Director of Sustainable Development Danone Indonesia Karyanto Wibowo mengatakan pihaknya akan ikut terlibat sebagai investor untuk merealisasikan komitmen pengumpulan sampah plastik sesuai target Pemerintah Indonesia pada 2025. Sampah plastik yang dikelola dengan baik diyakini sangat bisa memunculkan nilai baru tersendiri.
"Masalah sampah plastik bukanlah sesuatu yang dapat kita atasi sendiri, kami mendorong adanya kemitraan inovatif termasuk beeinvestasi sebagai solusi permasalahan sampah plastik," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News