Luhut berbicara dalam sesi panel bertajuk "Blended Finance for Global Sustainable Water". Sesi ini diadakan melalui kerja sama antara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (Kemenko Marves), Tri Hita Karana Forum, dan World Economic Forum.
Adapun dalam sesi ini membahas pentingnya ketahanan air dengan menghadirkan para pemimpin global dan pakar dari berbagai sektor untuk berbagi perspektif. Serta strategi dalam menghadapi tantangan keamanan air melalui kolaborasi pembiayaan campuran (blended finance) yang inovatif.
"Roadmap Global Blended Finance Alliance (GBFA) yang baru diluncurkan mencakup strategi pengurangan risiko untuk memperkuat keberlanjutan air. Kita memerlukan pembiayaan inovatif dan kemitraan kolaboratif untuk menciptakan kepercayaan investor dan mengembangkan infrastruktur air yang tangguh," ujar Luhut, dalam keterangan tertulis, Rabu, 22 Mei 2024.
Dalam sesi ini turut hadir para pemimpin organisasi internasional, yang mengulas berbagai inovasi dalam pembiayaan global untuk keamanan air, yakni Presidential Special Envoy for Climate Finance and G20 Bali Global Blended Finance Alliance Mari Pangestu bersama Menteri Air, Sanitasi, dan Irigasi, Republik Kenya H.E. Zachariah Mwangi Njeru, serta pembicara kelas dunia lainnya.
Ahli dari Amsterdam University, Belanda, Joyeeta Gupta, menekankan pentingnya inovasi dalam pembiayaan untuk mengurangi risiko investasi dan menarik modal untuk proyek infrastruktur air yang berkelanjutan.
"Dengan peluncuran GBFA, yang bertujuan untuk menjembatani kebutuhan pembangunan dan iklim, ada harapan untuk perumusan pembiayaan yang lebih baik, mekanisme peningkatan kredit, peningkatan pendapatan, dan keterlibatan sektor swasta, menjadikan masalah kompleks di sektor ketahanan air lebih mudah untuk diselesaikan," kata Prof. Gupta.
Baca juga: Transisi Energi Menjamin Masa Depan yang Adil dan Tangguh |
Studi kasus dan kemitraan inovatif
Selain itu, sesi ini memiliki fokus pada kemitraan inovatif dalampembiayaan campuran yang telah berhasil dalam mengatasi tantangan pembiayaan program dan proyek di sektor berkelanjutan. Para pemimpin inspiratif dari berbagai sektor berbagi pengalaman dan strategi mereka dalam membangun kemitraan yang menggabungkan sumber daya dari sektor publik, swasta dan filantropi.
CEO Acea Fabrizio Palermo menambahkan, pembiayaan campuran diharapkan bisa menjembatani kesenjangan dalam program dan proyek di sektor berkelanjutan.
"Pembiayaan campuran dapat menjembatani kesenjangan antara kebutuhan pembangunan dan kebutuhan iklim, namun keseimbangan adalah kunci keberhasilan pembiayaan campuran. Dengan diluncurkannya GBFA, kami berharap GBFA dapat menjadi organisasi kunci bagi segala hal terkait pengembangan pembiayaan campuran di dunia," jelas dia.
Keberhasilan World Water Forum ke-10 ini menandai langkah penting dalam upaya global untuk mengatasi tantangan ketahanan air. Para pemimpin dan pakar yang hadir berkomitmen untuk terus bekerja sama melalui platform GBFA dan berbagai inisiatif lainnya, guna memastikan implementasi strategi pembiayaan campuran yang efektif.
Dengan semangat kolaboratif dan inovatif yang telah ditunjukkan, diharapkan dunia dapat mencapai ketahanan air yang berkelanjutan dan inklusif, membawa manfaat bagi generasi sekarang dan masa depan.
World Water Forum 10th
World Water Forum ke-10 adalah acara internasional yang mempertemukan pemangku kepentingan dari berbagai sektor untuk membahas solusi atas tantangan air global. Acara tahun ini diadakan di Bali, Indonesia, dengan fokus pada inovasi dan kolaborasi untuk keamanan air yang berkelanjutan.
Sementara Tri Hita Karana Forum (THK) adalah platform multilateral yang menghubungkan para pemangku kepentingan global dan lokal dari sektor publik, swasta, dan sipil dengan tujuan bersama untuk mendorong dampak bagi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan(SDGs).
Diluncurkan pada 2013, misi dari Forum THK adalah untuk mempercepat tindakan global dan kolektif untuk inisiatif perubahan sistem berdampak tinggi yangberfokus pada harmoni antara manusia, planet, dan spiritual. Forum THK bertindak sebagai katalis untuk memajukan agenda keuangan tercampur dan inovasi teknologiuntuk mengatasi tantangan iklim dan SDGs.
Forum THK diselenggarakan bersama di bawah honorary patronage Presiden Indonesia, dengan dukungan Pemerintah Indonesia dan didukung oleh jaringanmitra internasional strategis, seperti International Chamber of Commerce (ICC), UN Sustainable Development Solutions Network, BSDC Global Blended FinanceTaskforce, the World Bank, IMF, OECD, World Economic Forum, dan lain-lain.
Sedangkan Yayasan United In Diversity bertugas sebagai sekretariat Forum Tri Hita Karana untuk mendukung tujuan Pemerintah Indonesia dalam bertransisi menuju ekonomi yang rendah karbon, berkelanjutan, dan inklusif bagi rakyatnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id