Petani Kakao. Foto: Medcom.id.
Petani Kakao. Foto: Medcom.id.

Maybank Menempatkan Pemberdayaan Petani Kakao Perempuan untuk Perubahan Berkelanjutan

Arif Wicaksono • 27 November 2025 07:10
Jakarta: Pemberdayaan perempuan di sektor pertanian tak lagi sekadar isu kesetaraan, tetapi telah menjadi pondasi penting dalam membangun ekonomi berkelanjutan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. 
 
Hal inilah yang tercermin dalam kolaborasi PT Bank Maybank Indonesia Tbk dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) melalui program pemberdayaan kelompok petani kakao perempuan di Kampung Merasa, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
 

Program ini menempatkan perempuan sebagai aktor utama dalam praktik pertanian berkelanjutan. Bukan hanya untuk meningkatkan produktivitas kakao, tetapi juga sebagai garda terdepan dalam menjaga hutan hujan tropis Kalimantan dari ancaman alih fungsi lahan.
 
Melalui pendekatan agroforestri dan pelatihan intensif, para petani perempuan didampingi untuk mengelola kebun kakao secara ramah lingkungan, memperbaiki kualitas hasil panen, sekaligus mempertahankan tutupan hutan di sekitar wilayah mereka.

“Kami percaya bahwa pemberdayaan perempuan adalah kunci dalam menciptakan perubahan yang berkelanjutan. Perempuan bukan hanya pelaku ekonomi, tetapi juga penjaga nilai dan keberlanjutan di komunitas,” ungkap Head of Sustainability Maybank Indonesia, Maria Trifanny Fransiska.
 
Menurut Maria, program ini sekaligus menjadi bagian dari strategi Maybank dalam mendukung pembiayaan berkelanjutan dan pengembangan proyek-proyek ramah lingkungan yang berdampak langsung pada masyarakat akar rumput.

Perempuan, Kakao, dan Konservasi Hutan

Direktur Eksekutif YKAN, Herlina Hartanto, menegaskan bahwa keterlibatan perempuan dalam pengelolaan sumber daya alam sangat krusial, terutama di wilayah dengan tekanan deforestasi tinggi seperti Kalimantan.
 
“Indonesia sebagai negara dengan hutan tropis terbesar ketiga di dunia menghadapi tantangan besar dalam menjaga keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan konservasi. Pendekatan berbasis masyarakat, khususnya perempuan, membuat upaya ini lebih berkelanjutan,” jelasnya.
 
Selama tiga tahun ke depan, program ini menargetkan 100 perempuan sebagai penerima manfaat langsung, 500 warga terlibat dalam pengambilan keputusan hijau, serta perlindungan minimal 100 hektare hutan dari alih fungsi lahan.
 
Bagi YKAN, pemberdayaan perempuan bukan hanya berdampak pada ekonomi keluarga, tetapi juga pada cara komunitas memandang alam sebagai bagian dari kehidupan, bukan sekadar sumber eksploitasi.

Kakao Perempuan dari Hutan yang Terjaga

Di Kampung Merasa, para petani perempuan tak hanya menghasilkan kakao biasa. Kakao fermentasi mereka dikenal memiliki cita rasa madu dan citrus yang khas, karena ditanam di kawasan yang dikelilingi hutan banggeris—habitat lebah penghasil madu.
 
Community Development Manager YKAN, Dina Riska, menjelaskan bahwa pendampingan telah dilakukan sejak 2019, termasuk melalui penerapan Internal Controlling System (ICS) untuk menjaga kualitas produksi dan membuka akses pasar.
 
Upaya tersebut membuahkan hasil. Kakao Merasa pernah masuk delapan besar seleksi nasional biji kakao terbaik pada 2021 dan kemudian diangkat menjadi cokelat Single Origin oleh produsen artisan Pipiltin Cocoa.
 
“Ini menjadi kakao single origin pertama dari Kalimantan yang kami olah. Kami bahkan berkomitmen menyerap berapa pun hasil panen mereka,” ujar Head of Sales Pipiltin Cocoa, Riza Amala.
 
Meski masih menghadapi tantangan seperti keterbatasan keterampilan dan bencana banjir, potensi ekonomi kakao Merasa tetap menjanjikan terutama karena dikelola dengan prinsip keberlanjutan.

Menanam Masa Depan Lewat Perempuan

Bagi Irmaya Banewang, perwakilan kelompok petani kakao perempuan Kampung Merasa, program ini bukan hanya soal peningkatan pendapatan, tetapi juga soal masa depan generasi muda.
 
“Kami ingin anak-anak di kampung melihat bahwa bertani kakao itu punya masa depan. Kita bisa hidup sejahtera tanpa merusak hutan. Hutan itu bukan hanya sumber nafkah, tapi bagian dari hidup yang harus dijaga,” tuturnya.
 
Kisah Kampung Merasa menunjukkan bahwa pemberdayaan perempuan di sektor kakao bukan hanya berdampak pada ekonomi lokal, tetapi juga menjadi model nyata bagaimana perubahan berkelanjutan bisa dimulai dari desa, dari kebun, dan dari tangan-tangan perempuan yang selama ini sering dipinggirkan. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan