Baca juga: 8 Juta Ton Sampah Plastik Dibuang ke Laut Tiap Tahun |
Inisiasi proyek implementasi di Indonesia dilakukan setelah peluncuran di Vietnam awal tahun ini, mendahului proyek serupa yang direncanakan di India dan Kenya.
Dengan tujuan untuk meningkatkan penghidupan pada sekitar 50.000 pekerja informal sektor limbah pada tahun 2026 di beberapa pasar tertentu, inisiatif global ini juga bertujuan untuk memastikan komitmen dari lebih dari 50 merek global, investor, pengolah daur ulang, dan pengumpul untuk mengadopsi sebuah kerangka kerja terpadu, yang menawarkan pendekatan praktis dalam menerapkan praktik sourcing yang bertanggung jawab.
Di Indonesia, pekerja informal sektor limbah memainkan peran penting dalam pengelolaan limbah plastik, dengan mengumpulkan sekitar satu juta ton limbah per tahun. Pada 2025, pemerintah Indonesia menargetkan pengurangan limbah sebesar 30 persen dan pengurangan sampah plastik di laut sebesar 70 persen sebuah target ambisius yang tidak dapat dicapai tanpa kontribusi dari sektor informal.
Program Director di The Circulate Initiative Annerieke Douma mengatakan pendekatan yang dapat mengubah sistem ini bertujuan untuk memastikan rantai pasokan yang bertanggung jawab yang mana membutuhkan kolaborasi dan komitmen dari semua pemangku kepentingan di sepanjang value chain daur ulang plastik.
"Di Indonesia, pemulung memiliki peran penting dalam membantu mengatasi krisis polusi plastik dan kami berharap dapat bekerja sama dengan mereka dengan tujuan mengatasi tantangan serta memastikan hak-hak mereka dihormati.” tegas dia, dikutip Minggu, 6 Oktober 2024.
The Coca-Cola Company dan Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) akan bermitra dengan Yayasan Mahija Parahita Nusantara untuk mendukung penerapan praktik sourcing yang bertanggung jawab dan membantu meningkatkan penghidupan para pekerja informal sektor limbah dalam value chain mitra daur ulang, PT Amandina Bumi Nusantara di Indonesia.
Senior Vice President, Global Human Rights, Labor, and Employee Relations di The Coca-Cola Company, Paul Lalli,mengatakan kontribusi sektor pengumpulan limbah informal sangat penting untuk mendorong ekonomi sirkular dan membantu memastikan pasokan plastik daur ulang berkualitas tinggi yang konsisten di Indonesia.
"Penghormatan terhadap hak asasi manusia pada mereka yang bekerja di sektor ini sama pentingnya," tegas dia.
Direktur Utama PT Amandina Bumi Nusantara, Suharji Gasali mengatakan sangat bergantung pada keterampilan dan kontribusi pekerja informal sektor limbah, yang memasok limbah plastik berkualitas tinggi untuk didaur ulang.
"Kami sangat senang bisa menjadi bagian dari inisiatif ini, untuk menerapkan praktik di dalam rantai pasokan kami sendiri yang dapat meningkatkan kondisi mereka dan menjadi model bagi rantai pasokan lainnya di Indonesia maupun negara lain.” tegas dia.
Perkuat kolaborasi dan kemitraan
Ketua Yayasan Mahija Parahita Nusantara Ardhina Zaiza berharap dapat terus melanjutkan kolaborasi dan kemitraan yang erat dengan masyarakat yang tergabung dalam komunitas pemulung untuk mengeksplorasi peluang baru guna meningkatkan kesejahteraan mereka."Inisiatif ini merupakan kesempatan bagi kami untuk menyelaraskan upaya dalam mendukung mata pencaharian para pemulung, karyawan, dan keluarga mereka.” tegas dia.
Peluncuran ini selaras dengan rilis terbaru The Circulate Initiative berjudul Kerangka Kerja Terpadu untuk Pengadaan Plastik Daur Ulang yang Bertanggung Jawab (Kerangka Terpadu), sebuah upaya global pertama yang bertujuan untuk menetapkan serangkaian indikator yang terpadu dan dapat diterapkan bagi pembeli plastik daur ulang dan organisasi lainnya dalam menerapkan praktik rantai pasokan yang bertanggung jawab.
Dengan menggunakan kerangka kerja ini, hasil dari proyek di Indonesia dapat dievaluasi, dengan wawasan yang akan dibagikan dan diterapkan ke pasar lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News