Anggota Ombudsman, Hery Susanto. Foto: ist.
Anggota Ombudsman, Hery Susanto. Foto: ist.

Mampukah Bioenergi Bersaing dengan Minyak dan Gas Bumi?

Ade Hapsari Lestarini • 16 Maret 2023 09:02
Bangkinang Kota: Energi saat ini menjadi kebutuhan primer. Setiap aspek kehidupan selalu berkaitan dengan energi. Sehingga memengaruhi kebutuhan energi yang selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya.
 
Konsumsi energi fosil Indonesia pada 2021 sebesar 909,24 juta barel setara minyak Barrel Oil Equivalent (BOE). Hal ini berbanding terbalik dengan produksi energi fosil saat ini. Di sektor migas, realisasi produksi minyak Indonesia pada 2021 rata-rata mencapai 660 ribu BOPD (Barrel Oil Per Day) dari target APBN yang sebesar 705 ribu BOPD, sedangkan produksi migas di Riau sebesar 181 ribu BOPD.
 
Gubernur Riau yang diwakili Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Sumber Daya Manusia Yurnalis Basri mengatakan, saat ini stok energi fosil terus berkurang, baik dari segi produksi maupun dari segi penemuan cadangan baru, juga diperparah dengan fluktuasi harga minyak dunia, sehingga berdampak bagi kondisi ekonomi dan sosial masyarakat.

Oleh karena itu, terobosan baru terus diusahakan oleh Pemerintah agar pemanfaatan energi secara maksimal dengan harga yang terjangkau atau energi berkeadilan dapat dirasakan oleh rakyat.
 
"Tren energi baru dan terbarukan (EBET) semakin meningkat. Hal ini didasari oleh energi baru dan energi terbarukan memiliki konsep keberlanjutan atau sustainability. Namun, perkembangan ini harus mempertimbangkan aspek yang berkaitan dengan keekonomian, sistem dan kebijakan energi suatu daerah atau dinamakan transisi energi," ungkapnya, dalam Seminar Nasional yang oleh Lembaga Gerakan Muda Pembaruan Melayu Riau (GM-PAMRI) bertema "Tantangan dan Prospektif Pengembangan Bioenergi di Indonesia", dikutip Kamis, 16 Maret 2023.
 
Ketua GM PAMRI Junaidi dalam laporannya menyampaikan, seminar nasional tantangan dan prospektif pengembangan bioenergi merupakan konsep percepatan transisi bioenergi menjadi secara global di tengah krisis bahan bakar fosil digantikan ke pemanfaatan energi baru atau terbarukan.
 
"Dalam seminar nasional ini kita harapkan dapat memperoleh informasi terkait pengadaan bioenergi, sehingga kebutuhan masyarakat akan bahan bakar nabati untuk aktivitas kehidupan ada kepastian dengan harga yang terjangkau," jelas Junaidi.
 
Bioenergi adalah salah satu bentuk energi baru terbarukan yang berasal dari bahan organik atau yang dikenal sebagai biomassa.
 
Baca juga: Selandia Baru Dukung Penuh Perjalanan Indonesia Menuju 100% Energi Terbarukan, Caranya?

Pembahasan RUU EBET

Anggota Ombudsman, Hery Susanto hadir sebagai keynote speaker menyampaikan pembahasan RUU EBET akan rampung oleh DPR RI pada Juni 2023. RUU EBET akan mengatur mulai dari hulu sampai ke hilir. "Mudah-mudahan Juni 2023 ini bisa terealisasi dan sah menjadi UU oleh DPR RI," tuturnya.
 
Ia menuturkan, dengan adanya RUU EBET nantinya ada kepastian pengelolaaan bioenergi terutama biodiesel, serta peran masing-masing dari daerah penghasil sawit. Kemudian sistem peremajaannya sampai pengelolaan biodiesel oleh Pertamina saling bersinergi dalam mendukung pengadaan biodiesel secara nasional.
 
Senior analyst non hydrocarbon commercial development, Meta Tri Jayanthy, yang mewakili Direktur Pertamina mengakui masih banyak kendala dalam pengadaan biodiesel. Mulai dari keterbatasan teknologi, hingga pabrik biodiesel masih terbatas untuk dilakukan pengadaan secara nasional.
 
"Biodiesel lebih tinggi dari pada bahan bakar fosil, Dan juga masih keterbatasan teknologi, serta pabrik bio diesel masih terbatas karna biaya tinggi. Mulai dari ketersedian bahan baku yang tidak ada kepastian, harga bahan baku yang cukup tinggi sehingga menyebabkan pihak pertamina masih mengkaji untuk pengadaan biodiesel itu secara massal," paparnya.
 
PJ Bupati Kampar mengatakan perkembangan penelitian di bidang bioenergi, bukanlah barang baru di dunia. Penjajakan peluang aplikasi bioenergi untuk diindustrialisasi telah lama didengungkan, dan sekarang telah memasuki tahapan produksi secara massal dan siap di komersialisasikan.
 
"Diharapkan dalam beberapa tahun mendatang, bioenergi akan menjadi alternatif dan mampu bersaing dengan minyak dan gas bumi (migas) dalam mempertahankan ketahanan energi di dunia," pungkasnya.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan