Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan penandatanganan kerja sama Bidang Panas Bumi Indonesia-Selandia Baru, diberi nama "Indonesia-Aoteroa New Zealand Geothermal Energy Programme (PINZ)".
Usaha bersama yang telah terbangun sejak 1970-an ini diyakini dapat mengakselerasi pengembangan Panas Bumi di Indonesia dan menyediakan solusi yang berkelanjutan untuk mendukung transisi energi di Indonesia.
"Kami sangat bersyukur memiliki kerja sama yang baik dengan Pemerintah Selandia Baru melalui MFAT dan Kedutaan Besar Selandia Baru," kata Arifin dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 13 Juli 2023.
Arifin menegaskan komitmen Indonesia menuju dekarbonisasi juga didorong melalui fokus Presidensi G20 Indonesia dan pencapaian Bali COMPACT yang menjadi komitmen negara-negara G20 menuju transisi energi.
Baca juga: Capai Target Kapasitas Terpasang, PGE Kebut Kerja Sama Wilayah Kerja Panas Bumi |
Selain itu, Indonesia juga diprediksi akan membutuhkan listrik sebesar 1.942 TWh pada 2060. Tantangannya adalah penyediaan listrik dari sumber energi terbarukan yang terjangkau, andal, dan berkelanjutan.
"Untuk meningkatkan pemanfaatan energi bersih, Indonesia akan membangun sekitar 700 GW pembangkit listrik energi terbarukan, mengingat Indonesia memiliki sumber energi terbarukan yang melimpah, mencapai lebih dari 3.600 GW," imbuhnya.
Menurut Arifin, Selandia Baru juga memiliki banyak sumber daya dan ahli dalam mengembangkan proyek panas bumi, termasuk pemanfaatan langsung dan inovasi dalam operasi panas bumi, seperti produksi hidrogen hijau dan Carbon Capture Storage (CCS).
Dalam kesempatan yang sama, Minister of Foreign Affairs and Trade Selandia Baru Nanaia Mahuta menyampaikan bahwa komitmen PINZ didasarkan pada pencapaian hingga saat ini dan selanjutnya akan memperluas akses Indonesia ke energi yang terjangkau, andal, dan bersih.
"Aotearoa Selandia Baru memperkuat dukungan terhadap sektor energi panas bumi Indonesia melalui investasi lanjutan dalam program PINZ. Kerjasama ini akan membantu menurunkan emisi iklim, dan menguntungkan kawasan IndoPasifik secara luas," ungkap Mahuta.
Tujuan dari program PINZ, jelas Mahuta, adalah untuk meningkatkan kontribusi energi panas bumi dalam mewujudkan target energi terbarukan Indonesia melalui bantuan teknis dan peningkatan kapasitas.
"Komitmen sebesar 15,6 juta dolar Australia ini akan membantu Indonesia mencapai target energi terbarukan melalui penyediaan bantuan teknis dan peningkatan kapasitas di tiga bidang utama yaitu: kerangka peraturan, eksplorasi panas bumi, dan peningkatan keterampilan dan kapasitas teknis tenaga kerja," tutur Mahuta.
Pendanaan ini akan diberikan selama lima tahun dan dibangun atas dasar hubungan baik yang sudah berlangsung lama antara Selandia Baru dan Indonesia dalam pengembangan panas bumi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News