Dilansir dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada 2023 Indonesia menghasilkan 19 juta ton sampah dengan komposisi sampah terbesar berasal dari sampah sisa makanan yakni sebesar 41 persen.
Untuk mendukung target pemerintah dalam pengurangan dan penanganan sampah organik, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (Garudafood) menggandeng Biomagg menyelenggarakan edukasi dan pelatihan kepada karyawan Garudafood untuk mengelola sampah rumah tangga organik secara mandiri dengan memanfaatkan metode biokonversi maggot atau larva Black Soldier Fly (BSF).
"Kemitraan kami dengan Biomagg merupakan sebuah langkah yang kreatif dan solutif untuk optimalisasi pengelolaan sampah organik dengan metode Biokonversi maggot, menciptakan ketahanan pangan, menciptakan lapangan kerja baru, dan yang terpenting mengajak masyarakat dan karyawan untuk peduli terhadap lingkungan. Selain itu, langkah positif ini juga selaras dengan komitmen perusahaan untuk menjaga kelestarian lingkungan," ujar Direktur Garudafood Basuki Nur Rohman, dalam keterangan resmi, Rabu, 3 April 2024.
Dalam kesempatan yang sama, karyawan Garudafood juga mendapatkan produk-produk turunan dari hasil budi daya maggot seperti pupuk kasgot, planter kit, sayuran organik (yang diberi pupuk kasgot), lilin aromaterapi (berbahan dasar minyak maggot), dan maggot kering untuk pakan ikan hias.
Produk turunan ini merupakan hasil dari program kemitraan antara PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (Garudafood), PT Sinarniaga Sejahtera (SNS), dan Biomagg.
"Hingga 2024, kami telah menjalankan sejumlah program pengelolaan sampah organik dengan memanfaatkan maggot BSF. Di antaranya adalah dalam hal pengelolaan produk bad stock dari divisi distribusi PT Sinarniaga Sejahtera (SNS) area Bogor yang sudah tidak memiliki nilai ekonomis lagi. Selain itu, Garudafood juga menggandeng Biomagg untuk program pemberdayaan masyarakat melalui budi daya maggot BSF di Kelurahan Jatijajar, Depok, Jawa Barat melalui pelatihan dan bimbingan teknis yang intensif dengan melibatkan 30 Kepala Keluarga (KK) dan Kepala Kelurahan Jatijajar," tambah Direktur Utama PT Sinarniaga Sejahtera (SNS) Ruli Setiawan Tobing.
Baca juga: Transisi Energi Ramah Lingkungan, Garudafood Bangun PLTS Atap |
Maggot adalah
Sebelumnya, Garudafood telah menginisiasi program Kampung Wirausaha Maggot sejak 2021 di Pati, Jawa Tengah bekerja sama dengan pemuda karang taruna setempat. Maggot merupakan larva lalat tentara hitam atau black soldier fly (BSF) berukuran antara 0,3 cm sampai 1,5 cm.
Maggot tidak membawa patogen dan tidak memiliki gigi, sehingga tidak menularkan penyakit. Sumber makanan Maggot adalah sampah dapur, sampah pasar berupa sayur dan buah, hingga sampah organik pabrik.
Menurut Biomagg, 10 ribu ekor maggot mampu mengurai habis sampah organik sebanyak satu kg dalam sehari. Hal ini membuat budi daya maggot sangat efektif untuk mengurai sampah organik rumah tangga.
Hingga Maret 2024, Garudafood telah mengolah dan mencegah timbulan sampah organik berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) sebesar 20,20-ton sampah, menghasilkan lebih dari 6-ton maggot BSF yang bernilai ekonomis, mengedukasi 30 Kepala Keluarga serta berhasil mencegah terbentuknya emisi karbon setara dengan 67,14-ton ekuivalen karbon dioksida.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News