Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi (keempat kiri) usai penandatanganan MoU mengenai kajian green ammonia. Foto: dok Pupuk Kaltim.
Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi (keempat kiri) usai penandatanganan MoU mengenai kajian green ammonia. Foto: dok Pupuk Kaltim.

BUMN Ini Jajaki Pengembangan Teknologi Green Amonia, Apa Manfaatnya?

Husen Miftahudin • 20 Mei 2023 09:23
Copenhagen: PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) selalu berinisiatif memegang teguh prinsip Environmental, Social, Governance (ESG) dalam menjawab tantangan perubahan iklim. Upaya mewujudkan transformasi hijau tersebut adalah dengan terus mengkaji inovasi berbasis teknologi untuk mengeksplor penggunaan energi yang terbarukan, salah satunya green amonia.
 
Green amonia adalah amonia yang dihasilkan dari bahan baku non-hidrokarbon dan juga menggunakan sumber energi dari non-hidrokarbon (energi hijau). Salah satu proses produksi green amonia adalah mereaksikan hidrogen yang dihasilkan oleh elektrolisa air dengan nitrogen yang diambil dari udara.
 
Selain ramah lingkungan dan target untuk mendukung program net zero emission yang dicanangkan pemerintah Indonesia di 2060, PKT melihat potensi pasar untuk green amonia sangat tinggi. Nantinya diprediksi konsumen akan semakin banyak yang beralih ke penggunaan energi terbarukan seperti green amonia yang dalam proses produksinya tidak menghasilkan emisi CO2.

"Karena itulah, PKT berupaya mengembangkan teknologi produksi amonia tanpa menggunakan bahan baku hidrokarbon sebagai salah satu upaya dekarbonisasi," ucap Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi dalam siaran persnya, Sabtu, 20 Mei 2023.
 

Kerja sama kajian green ammonia


Cermat melihat peluang positif ini, PKT bersama dengan Copenhagen Atomics, Topsoe, Alfa Laval, dan Aalborg CSP menggagas kajian produksi green amonia dengan menggunakan energi berbasis thorium. Seperti green amonia, thorium juga tergolong sebagai sumber energi hijau yang lebih ekonomis.
 
Di Indonesia sendiri, jelas Rahmad, potensi kandungan thorium diperkirakan mencapai 210 ribu sampai 270 ribu ton yang tersimpan di Bangka, Kalimantan Barat dan Sulawesi Barat.
 
Sebagai tahapan awal, PKT bersama Copenhagen Atomics, Topsoe, Alfa Laval, dan Aalborg CSP sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) mengenai kajian green ammonia menggunakan energi berbasis thorium secara digital pada Januari 2023.
 
Sebagai bukti keseriusan dan komitmen, seluruh pihak yang terlibat di kerja sama ini pun sepakat untuk kembali menandatangani nota kesepahaman kedua pada 19 Mei 2023 di Copenhagen, Denmark. Fokus dari kajian ini adalah rancangan pembangunan fasilitas yang memproduksi green ammonia sebesar satu juta ton per tahun dengan estimasi investasi senilai USD4 miliar.
 
"Tentunya ini adalah kesempatan dan peluang yang sangat positif bagi kemajuan PKT dan juga bagi industri petrokimia Tanah Air. PKT juga selalu membuka diri untuk kolaborasi dengan banyak pihak yang bisa melahirkan teknologi dan inovasi terbaik. Salah satunya lewat penjajakan green amonia sebagai bentuk energi terbarukan ini."
 
"PKT melihat, di masa depan, nantinya grey ammonia atau produk-produk berbahan baku hidrokarbon akan digantikan oleh produk-produk green amonia," tambah Rahmad.
 
Baca juga: PLN Gaspol! Penggunaan EBT di Kalimantan Barat Makin Besar

Kedepankan teknologi dan inovasi


Copenhagen Atomics adalah sebuah perusahaan teknologi molten salt asal Denmark yang sudah berdiri sejak 2014, yang sedang mengembangkan reaktor molten salt yang bisa diproduksi secara massal. Dalam kerja sama ini, Copenhagen Atomics mendapat peran untuk mengembangkan teknologi thorium molten salt reactor dengan tujuan menurunkan harga energi ramah lingkungan.
 
Sedangkan Topsoe merupakan licensor teknologi amoniak yang memiliki pengalaman selama 80 tahun dan mendapatkan peran untuk mengembangkan Solid Oxide Electrolyzer Cell (SOEC) electrolysers dengan konsumsi energi yang kompetitif. Alfa Laval akan berperan sebagai penyedia teknologi water treatment untuk mengolah bahan baku electrolyzer.
 
Sementara Aalborg CSP berperan sebagai penyedia molten salt boiler yang nantinya akan mengkonversi energi yang dihasilkan oleh thorium molten salt reactor menjadi steam yang kemudian dikonversi lebih lanjut menjadi energi listrik.
 
Rahmad mengungkapkan, atas arahan dari PT Pupuk Indonesia selaku induk perusahaan PKT, kerja sama ini pun akan melibatkan Pertamina New & Renewable Energy yang mendapatkan peran untuk menemukan proses produksi hidrogen yang ramah lingkungan.
 
Menurutnya, pengembangan green ammonia tentu menjanjikan potensi luar biasa. Untuk PKT bisa menjadi salah satu penggagas pengembangan energi terbarukan ini tentu sejalan dengan tujuan perusahaan untuk selalu mengedepankan teknologi dan inovasi untuk bisa menghasilkan produk terbaik dan terefisien tanpa mengesampingkan pentingnya memelihara keberlangsungan lingkungan hidup.
 
"Tak cuma untuk PKT, kerja sama ini tentunya merupakan kerja sama yang sangat berdampak baik bagi Indonesia dan dunia. Dan sekaligus juga menjadi bukti nyata komitmen PKT untuk semakin dikenal sebagai pelaku industri petrokimia secara global," tutupnya.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan