Adapun program tersebut sesuai dengan salah satu inisiatif keberlanjutan global (sustainability global) perusahaan untuk mengurangi kerusakan lingkungan global saat memproduksi produk-produk. Serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas air di Indonesia.
Perseroan juga mengurangi penggunaan air hingga 35 persen. Komitmen ini juga sebagai bentuk partisipasi dalam program Pemerintah Indonesia dan program dari Ajinomoto Co. Inc. Program ini agar menjaga ketersediaan air dalam skala regional, serta mengatasi keterbatasan sumber daya air akibat peningkatan konsumsi air terutama pada saat masa pandemi.
Deputy Factory Manager PT Ajinomoto Indonesia-Pabrik Mojokerto Hariyono mengatakan pihaknya akan menggunakan air sehemat dan seefisien mungkin dalam semua proses produksi. Adapun sebelum ada proyek WMI, pabrik Mojokerto memanfaatkan sekitar 5,6 juta kiloliter (KL) per tahun.
"Sekarang hingga akhir 2020 perkiraannya sekitar 3,6 juta KL per tahun. Artinya kita berhasil mengurangi air hingga 35 persen," jelas dia, dalam keterangan resminya, Rabu, 31 Maret 2021.
Menurut dia, capaian ini dinilai berhasil, karena meski dengan mengurangi penggunaan air hingga 35 persen, kemampuan produksi monosodium glutamat (MSG) dan seasoning lain masih bisa meningkat. Salah satu cara untuk melakukan penghematan adalah dengan meningkatkan kualitas air (water treatment) dalam proses produksi.
"Kami sedang mengerjakan kegiatan reduce, reuse, recovery, dan recycle untuk penggunaan air di setiap aktivitas yang ada. Recovery process mengoptimalkan kualitas air sehingga tidak membutuhkan banyak air terbuang. Selain mengurangi jumlah konsumsi air itu sendiri, kami juga melakukan upaya recycle air dalam proses produksi," jelasnya.
Dia melanjutkan, perseroan juga memulai keberlanjutan global sebagai sebuah perusahaan. Perseroan pun selalu mengikuti Ajinomoto Group Creating Shared Value's (ASV), sebuah inisiatif untuk menyelesaikan masalah sosial dan menciptakan nilai ekonomi melalui aktivitas bisnis , dan akan melanjutkan inisiatif ini sejalan dengan pertumbuhan bisnis perusahaan.
Staf Khusus Menteri Sumber Daya Air PUPR Firdaus Ali sebelumnya mengatakan saat pandemi covid-19 penggunaan air bersih meningkat tiga kali lipat.
"Bisa jadi karena masyarakat mencuci tangan beberapa kali sehari dan bersih menggunakan air, jadi tidak mereka sadari konsumsinya cukup tinggi," jelasnya.
Dalam industri air digunakan sebagai bahan untuk menunjang proses produksi. Kebutuhan air untuk sektor industri semestinya lebih besar karena adanya peningkatan aktivitas produksi, maka kebutuhan air juga akan meningkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News