Badak Jawa. Foto: Dok KLHK
Badak Jawa. Foto: Dok KLHK

2 Anak Badak Jawa Lahir di Ujung Kulon, Menteri LHK Beri Nama Unik

Media Indonesia.com • 17 Desember 2022 21:04
Jakarta: Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya memberi nama LordZac untuk anak badak jawa yang baru lahir di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Banten. Kelahiran LordZac merupakan kabar baik dari upaya konservasi satwa liar di Indonesia.
 
Sebanyak dua ekor anak badak, Rhinoceros sondaicus, atau yang biasa disebut badak jawa, terekam lahir di habitat alaminya, yakni TNUK.
 
Rekaman kelahiran kedua badak tersebut diperoleh Tim Monitoring Badak Jawa Balai TNUK melalui camera trap. Dari rekaman camera trap diketahui jika anak badak Jawa pertama berjenis kelamin jantan dengan ID. 089.2022, terekam  pada 18 September 2022 pukul 08.29 WIB dari induk yang bernama RATU (ID. 035.2011). 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Terekam pula anak badak yang belum dapat diketahui jenis kelaminnya, namun telah diberikan ID. 090.2022. bada itu lahir dari induk bernama MENUR (ID. 063.2015).
 
Kelahiran tersebut menambah jumlah anak badak jawa pada tahun ini. Pada periode awal tahun 2022 juga terekam anak badak jawa lahir. 
 
Siti mengatakan kelahiran berbagai satwa liar ini menunjukkan optimisme perlindungan satwa liar di Indonesia yang semakin baik. "Tentunya berkat kerja keras berbagai pihak. Dan tentu saja akan terus kita perbaiki," kata Siti Nurbaya di Jakarta, Sabtu, 17 Desember 2022.
 
Siti mengatakan kelahiran baru anak badak jawa ini merupakan usaha rutin dan terus-menerus dari Tim Monitoring Badak Jawa Balai TNUK. Mereka bekerja tanpa mengenal lelah pada tingkat tapak, di antaranya melalui monitoring berbasis camera trap.
 
Atas kelahiran dua anak badak jawa ini, Menteri Siti memberikan nama “LordZac” untuk salah satu anak badak yang berkelamin jantan.
 
"Kelahiran baru dua anak badak jawa ini membuktikan KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) terus berupaya meningkatkan populasi badak jawa dan memastikanmya tidak akan punah," kata Siti.
 
Siti meminta jajaran di KLHK tidak boleh terlena dengan kegembiraan kelahiran anak badak jawa ini. Meskipun badak jawa dapat berkembang biak, bukan berarti habitat dan individu badak jawa aman dari berbagai gangguan. 
 
Aktivitas perburuan, predator (ajag/anjing hutan), penyakit, kemungkinan inbreeding, dan bencana alam menghadang di depan mata. Sejumlah aktivitas itu mengancam keberadaan dan kelestarian badak jawa.
 
"Kita dan semua pihak yang membantu dalam upaya pelestarian badak jawa tidak boleh lengah dan selalu mengantisipasi setiap ancaman yang mungkin akan terjadi," kata Siti.
 
Baca: Penyu Belimbing Ditemukan Mati di Pulau Simeulue
 
Monitoring Badak Jawa Balai TNUK merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan untuk mendapatkan data time series salah satu spesies kunci yang dimiliki Taman Nasional Ujung Kulon, selain owa jawa (Hylobates moloch) dan banteng jawa (Bos javanicus). 
 
"Terima kasih kepada Tim Monitoring Badak Jawa Balai TNUK yang telah berupaya memberikan yang terbaik dalam memonitor keberadaan badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. Saya juga berterima kasi atas peran semua pihak yang turut membantu dalam menjaga dan melestarikannya," kata Siti.
 
(UWA)



LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif