Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap. Foto: Medcom/Ayu.
Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap. Foto: Medcom/Ayu.

Dana Rp13 Triliun Hasil Sita Korupsi Bisa Bikin Indonesia Lebih Hijau?

Arif Wicaksono • 20 Oktober 2025 19:28
Jakarta: Presiden Prabowo Subianto menyoroti besarnya potensi manfaat dari pengembalian dana hasil korupsi crude palm oil (CPO) senilai Rp13 triliun yang diserahkan Kejaksaan Agung kepada negara pada Senin, 20 Oktober 2025. 
 
Ia menilai dana tersebut dapat dialokasikan untuk pembangunan sektor publik yang selama ini kurang mendapat perhatian, seperti pendidikan dan perikanan rakyat.
 
Menurut perhitungan pemerintah, dana sebesar itu cukup untuk membiayai renovasi lebih dari 8.000 sekolah di seluruh Indonesia.
 
Baca juga: Duit Korupsi CPO Rp13 Triliun Bisa Dipakai Buat Renovasi Berapa Sekolah?

Selain itu, anggaran tersebut juga bisa digunakan untuk pembangunan sekitar 600 kampung nelayan modern, masing-masing dengan anggaran Rp22 miliar per desa.

Proyek tersebut merupakan bagian dari rencana pemerintah hingga akhir 2026 untuk membangun 1.000 hingga 1.100 desa nelayan yang dilengkapi fasilitas modern.
 
Setiap kampung nelayan diperkirakan akan menampung sekitar 2.000 kepala keluarga atau sekitar 5.000 jiwa, sehingga program ini berpotensi meningkatkan taraf hidup hingga lima juta warga Indonesia.
 
Namun sejalan dengan langkah Pemerintah Indonesia yang sedang mendorong pembangunan ekonomi hijau, dana sebesar itu bisa membangun infrastruktur hijau? 
 
Angka sebesar itu bisa mengubah wajah negeri  bukan dalam slogan, tapi dalam listrik yang benar-benar menyala dan udara yang benar-benar bersih.
 
Rp13 triliun bukan angka kecil. Dengan jumlah itu, Indonesia sebenarnya bisa melompat jauh dalam dua bidang paling strategis untuk melawan krisis iklim seperti pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan transportasi rendah emisi di kota-kota besar.

Tenaga Surya di 6.500 Desa

Di wilayah Indonesia Timur, banyak desa yang masih bergantung pada genset diesel yang menyala hanya beberapa jam sehari. 
 
Dikutip dari berbagai sumber biaya satu unit PLTS komunal untuk desa terpencil rata-rata hanya sekitar Rp2 miliar  mencakup panel surya, baterai, inverter, dan jaringan sederhana untuk 50 hingga 100 rumah.
 
Dengan Rp13 triliun, pemerintah bisa membangun sekitar 6.500 desa listrik tenaga surya. Artinya, lebih dari 600 ribu rumah tangga di daerah terpencil akan memiliki listrik bersih dan stabil sepanjang hari tanpa bau solar atau suara mesin.
 
Selain desa, potensi energi surya juga melimpah di atap-atap rumah perkotaan. Jika separuh dana digunakan untuk subsidi PLTS atap dengan asumsi satu rumah rata-rata butuh 5 kWp atau Rp75 juta/rumah. setidaknya 350 ribu rumah tangga di kota besar bisa menikmati listrik dari sinar matahari. 
 
Dalam setahun, langkah ini bisa memangkas hampir 2 juta ton emisi karbon  setara dengan emisi tahunan 500 ribu mobil pribadi.

2.000 Bus Listrik 

Di kota-kota besar, wajah polusi udara bisa berubah total jika sebagian dari Rp13 triliun itu digelontorkan untuk transportasi rendah emisi.
 
Dengan asumsi harga satu bus listrik saat ini sekitar Rp4 hingga 5 miliar pemerintah bisa membeli 2.000 bus listrik dan membangun 500 stasiun pengisian daya cepat (SPKLU) dengan biaya Rp2 miliar/unit SPKLU di berbagai kota.
 
Jika 2.000 bus listrik menggantikan armada diesel lama, setidaknya 400 ribu ton emisi karbon bisa ditekan setiap tahun. Tak hanya itu, biaya bahan bakar dan perawatan bisa turun drastis hingga 40 persen. Hal ini bisa mendorong udara lebih bersih dan kebisingan berkurang. 

Jalan Sepeda Hijau 

Sebagian kecil dana juga bisa dialihkan untuk pembangunan 200 kilometer (km) jalur sepeda hijau di sepuluh kota besar. 
 
Hal ini dengan asumsi biaya pembangunan jalur sepeda ramah lingkungan (jalur hijau dengan drainase, penerangan, dan marka) sebesar  Rp10 miliar per km. Sehingga hanya butuh sekitar Rp2 triliun untuk jalur sepeda hijau. 
 
Jalur yang aman, terang, dan terhubung dengan titik transportasi publik akan membuat bersepeda kembali jadi pilihan, bukan sekadar gaya hidup.
 
Rp13 triliun yang hilang karena korupsi CPO bisa saja menjadi simbol kehilangan. Namun, di sisi lain, pengembalian uang itu ke kas negara bisa menjadi kesempatan untuk membayangkan ulang prioritas pembangunan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan