baca juga: Jadi Tren, Implementasi Bangunan Hijau Perlu Berkolaborasi |
“Transisi energi hijau menuju energi bersih dan ramah lingkungan telah menjadi kesepakatan global dan akan mengubah banyak hal, seperti perubahan lapangan kerja, skenario pembangunan, orientasi bisnis dan lain-lain, baik dalam skala global/regional maupun nasional.” ungkap Ketua Laboratorium Penelitian Konversi Daya Listrik Institut Teknologi Bandung Agus Purwadi dalam keterangan tertulis, Selasa, 28 Mei 2024.
Lebih lanjut, ia mengatakan ekosistem transisi energi hijau juga membuka peluang dan tantangan baru, diperlukan pemahaman, strategi dan mekanisme yang tepat untuk mengidentifikasi tantangan/peluang saat ini dan tantangan/peluang masa depan, sehingga transisi energi rendah karbon yang adil dan merata dapat terlaksana dengan baik.
Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional, Djoko Siswanto menyampaikan upaya untuk mencapai transisi energi harus bisa melakukan langkah-langkah seperti Pembangunan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) harus dilakukan sesuai potensi daerah (setempat).
Pembangunan infrastruktur jaringan listrik yang menjangkau daerah terpencil. Penerapan pajak karbon untuk meningkatkan daya saing EBT, serta mendorong perbankan untuk pengembangan EBT dengan bunga rendah.
“Selain itu perlu dibangun industri pendukung di dalam negeri antara lain : solar cell, baterai, mobil dan motor listrik, pabrik hidrogen, dan lain-lain yang memiliki potensi keberlanjutan tinggi dan prospek di dalam industri energi,” lanjut Djoko.
Dukungan SDM untuk transisi hijau
Sementara itu, President Director Hioki Indonesia Tisna Irawan menuturkan untuk menuju energi hijau dibutuhkan dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menggunakan alat-alat kalibrasi dan pengukuran untuk menjaga standar kualitas dari produk baterai yang dipakai pada kendaraan listrik dan juga produk-produk industri lainnya.Untuk menjawab kebutuhan SDM yang mumpuni dalam industri energi hijau perusahaan juga memperluas jangkauan dan memberikan layanan terbaik bagi pelanggan di Indonesia dengan memperkuat Training Center di Surabaya. Hioki Indonesia merancang sistem yang tepat pada kendaraan listrik untuk mendapatkan efisiensi dan keamanan yang lebih baik.
"Kami berkomitmen untuk menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak, seperti universitas, pemerintah, dan private sector dalam mengembangkan program pelatihan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan industri. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem edukasi dan pelatihan di Indonesia, khususnya dalam bidang otomotif dan EV," tegas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News