Sementara, pekerja sampah informal, mempunyai peran sangat penting dalam mencegah pencemaran sampah plastik. Sekitar 700 ribu ton dari satu juta ton sampah plastik yang mereka kumpulkan, berhasil didaur ulang dan tidak berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Chief Sustainability Officer di Indorama Ventures, Yash Lohia, mengatakan kolaborasi dalam membangun ekonomi sirkular masa depan, serta belajar langsung dari para ahli dibutuhkan untuk melawan polusi lingkungan.
"Kami berharap bisa menciptakan pemahaman yang lebih baik tentang ekonomi sirkular di Indonesia mempromosikan manfaat dari penggunaan produk daur ulang. Inovasi hebat membuat masa depan ekonomi sirkular yang lebih baik.” jelas dia dalam keteranganya, Kamis, 28 Oktober 2021.
Klaus Oberbauer, Manajer Program di OPPA mengatakan kolaborasi juga merupakan kunci untuk mendorong perubahan ini. Indonesia membutuhkan solusi inovatif yang akan meningkatkan dan mendukung lebih baik sektor sampah informal.
"Tim IPCIC berharap dapat mendukung inisiatif lain di masa depan,” sebut dia.
The Informal Plastic Collection Innovation Challenge adalah kerja sama antara Indonesia National Plastic Action Partnership dengan World Economic Forum, UpLink dan Ocean Plastic Prevention Accelerator, program pembangun ekosistem inovasi sosial yang didukung oleh The Incubation Network, inisiatif regional untuk menangani polusi plastik laut yang diperkuat oleh SecondMuse, The Circulate Initiative, dengan dukungan dari Alliance to End Plastic Waste, dan Global Affairs Canada.
Kerja sama ini menghasilkan 12 inovator lokal dan internasional telah menjalani pelatihan, pendampingan, dan pembangunan kemitraan, untuk mempertajam solusi mereka guna meningkatkan efektivitas pengumpulan dan daur ulang sampah plastik dengan mengoptimalkan penghidupan, transparansi, kapasitas, serta peran sektor informal di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News