"Tinjauan yang dilakukan oleh World Resources Institute menegaskan bahwa laju deforestasi di Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, merupakan yang terendah sepanjang sejarah, melampaui negara-negara lain," kata enteri LHK Siti Nurbaya saat menjadi salah satu pembicara pada panel pleno Menteri Oslo Tropical Forest Forum 2024.
Menteri Siti juga menyampaikan komitmen pengurangan emisi melalui komitmen pencapaian NDC Indonesia. Pendekatan Indonesia dalam mengelola sumber daya alam dan melaksanakan aksi iklim bersifat sistematis dan terintegrasi, mencakup 15 kelompok aksi iklim yang terangkum dalam Rencana Operasional FOLU Net Sink 2030.
"Rencana ini mengikat secara hukum, bukan sekadar komitmen di atas kertas," ungkap Menteri Siti.
Pengurangan emisi Indonesia mencapai 47,3 persen pada 2020, 43,8 persen pada 2021, dan 41,6 persen pada 2022 dibandingkan dengan baseline tahunan, yang berada di sekitar target NDC sebesar 43,2 persen dengan kerja sama internasional dan jauh melebihi target kapasitas nasional sebesar 31,89 persen.
Baca juga: Bahas Penguatan Ambisi Iklim, Menteri LHK Bertemu Penasehat Senior Presiden AS |
Sejak penandatanganan MoU baru pada bulan September 2022, pemerintah Norwegia telah memberikan kontribusi berbasis hasil sebesar USD156 juta untuk mendukung FOLU Net Sink 2030 di Indonesia. Menteri Siti mengungkapkan bahwa hal tersebut mencerminkan pencapaian Indonesia dalam mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan.
"Meskipun demikian, sebagian besar pembiayaan yang dibutuhkan untuk memenuhi target FOLU Net Sink 2030 sebagian besar masih berasal dari anggaran negara kita," ujar dia.
Lebih lanjut, Menteri Siti menyampaikan bahwa Indonesia berhasil mengendalikan kebakaran hutan selama periode El Nino yang berkepanjangan baru-baru ini. Dengan begitu, tetap memastikan target iklim FOLU Net Sink 2030 tetap berada pada jalurnya.
Hal penting lain yang disampaikan Menteri Siti pada forum tersebut bahwa di bawah pemerintahan Presiden Jokowi, wilayah yang dibagikan secara sah kepada masyarakat lokal dan adat melalui agenda perhutanan sosial telah meningkat 18 kali lipat dibandingkan pemerintahan sebelumnya, dan diproyeksikan akan melampaui 20 kali lipat pada akhir Oktober.
Sebagai penutup, Menteri Siti menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Norwegia, atas kemitraan produktifnya dengan Indonesia, serta mitra internasional yang memotivasi Indonesia dalam upaya pelestarian lingkungan dan kehutanan berkelanjutan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News