Net zero emission merupakan kondisi ketika semua gas rumah kaca yang bersumber dari aktivitas manusia dihilangkan dengan menyerapnya kembali hingga mencapai level yang seimbang. Penyerapan emisi karbon sepenuhnya dilakukan melalui ekosistem bumi, seperti hutan dan laut.
Berangkat dari agenda tersebut, Bali melakukan program percepatan mobilitas listrik. Serta menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang memiliki E-mobility Regional Action Plan.
"Bali adalah satu-satunya provinsi yang telah merespons Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 melalui Peraturan Gubernur Nomor 48 tahun 2019 dan Rencana Aksi Regional E-Mobilitas Bali 2022-2026," ujar Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Bali IGW Samsi Gunarta, saat 1st ASEAN Battery & Electric Vehicle Technology Conference, di Nusa Dua, Bali, Rabu, 10 Mei 2023.
Menurut IGW Samsi Gunarta, rencana aksi regional e-mobilitas Bali menjadi pedoman dan arahan untuk mengakselerasi ekosistem e-mobilitas Bali. Rencana aksi daerah ini disusun dengan optimistis, terukur, dan terarah sasaran, bertujuan untuk mempercepat implementasi kendaraan listrik dan mencapai Bali Net Zero Emission 2045.
Baca juga: ASEAN Bersatu Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik |
Lalu seberapa mendesak ekosistem kendaraan listrik di Bali?
Menurut dia, demi mewujudkan Bali yang bersih dan nyaman, maka kebutuhan penggunaan listrik dinilai urgen. Adanya polusi udara dan kebisingan membuat Bali harus segera melakukan transformasi, sehingga bisa mengambil keuntungan dari carbon initiative.
"Kita target Bali clean 2045. Itu 15 tahun lebih cepat dari pusat, nasional, jadi kita harus kerja keras, harus mencari sumber funding, cari partner yang bagus, yang mungkin bisa bekerja sama dengan kita, dan jangan cari adventure terus," jelasnya.
Perkembangan kendaraan listrik di Bali
Menurut IGW Samsi Gunarta, perkembangan kendaraan listrik di Bali ada peningkatan kendati trennya tidak terlalu bagus. Artinya, lanjut dia, saat momentum G20 terjadi peningkatan yang tinggi sekali, kemudian setelah itu kembali lagi ke normal dari perkiraannya.
"Jadi agak turun jika dibandingkan saat G20 trennya. Tapi pertumbuhannya naik, kita belum mencatat yang non-register. Yang non-register itu besar sekali seperti sepeda listrik, dan sebagainya, itu kita belum catat," ujar dia.
Adapun saat ini pengguna kendaraan listrik di Bali sudah lebih dari 2.200. Dia membeberkan, pada 2021 penggunanya hanya sebesar 700, kemudian 2022 naik sekitar 1.500, serta pada kuartal I-2023 sudah naik mencapai hampir lebih dari 2.200.
"Kalau kita nanti masuk quarter empat saya yakin agak lumayan untuk Bali. Sekarang masyarakat didorong untuk bisa mulai beralih secara mandiri," kata dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News