Ilustrasi pengembangan energi bersih atau geothermal - - Foto: Antara/ Indiranto Eko Suwarso.
Ilustrasi pengembangan energi bersih atau geothermal - - Foto: Antara/ Indiranto Eko Suwarso.

Pertamina Butuh USD12 Miliar Kembangkan Energi Bersih hingga 2026

Suci Sedya Utami • 02 Juli 2021 12:51
Jakarta: Pertamina New Renewable Energy (NRE) menargetkan kapasitas terpasang energi bersih 10 gigawatt (GW) pada 2026 yang dicapai dari bisnis gas untuk listrik, energi terbarukan dan sejumlah inisiatif pengembangan energi lainnya.
 
Untuk mencapai aspirasi tersebut, investasi yang dibutuhkan mencapai sekitar USD12 miliar atau setara Rp175,2 triliun. Dalam Pertamina NRE terdapat tiga entitas yaitu Pertamina Geothermal Energy (PGE), Jawa Satu Power (JSP), dan Jawa Satu Regas (JSR).
 
"Untuk mengawal transisi energi, PNRE memiliki aspirasi energi bersih dengan kapasitas terpasang 10 GW pada 2026, yang merupakan konsolidasi dari gas to power, renewable energy termasuk di dalamnya geotermal, serta beberapa inisiatif baru lainnya, antara lain pilot project EV ecosystem dan hidrogen,” kata Direktur Utama Sub-holding Pertamina NRE Dannif Danusaputro dalam keterangan resmi, Jumat, 2 Juli 2021.

Secara rinci, target tersebut antara lain terdiri dari enam GW pada lini bisnis gas untuk listrik, tiga GW energi terbarukan, dan satu GW merupakan inisiatif EBT lainnya seperti pengembangan EV ecosystem dan energi hidrogen.
 
Pada bisnis gas untuk listrik yang saat ini sudah ada di dalam pipeline antara lain PLTGU Jawa-1 berkapasitas 1,8 GW dengan kemajuan proyek mencapai 97 persen; proyek IPP di Bangladesh berkapasitas 1,2 GW; serta proyek-proyek penyediaan listrik berbasis gas uap baik di dalam maupun luar negeri.

 
Sedangkan pada bisnis energi terbarukan, kontribusi signifikan berasal dari geothermal yang dikelola oleh PGE dengan target kapasitas terpasang 1,1 GW pada 2026. Sementara 1,9 GW berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg), smart grid, dan pembangkit listrik EBT lainnya.
 
Pertamina NRE juga tengah mengembangkan beberapa inisiatif, antara lain green dan blue hydrogen, serta EV ecosystem yang ditargetkan mencapai satu GW pada 2026. Pertamina NRE tidak hanya mengerjakan proyek EBT di dalam Pertamina Group ataupun di dalam negeri tapi juga menjajaki ekspansi bisnis di luar negeri.
 
Transisi energi yang dikawal oleh sub-holding ini bermuara pada komitmen Pertamina untuk mendukung pemerintah menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen pada 2030.
 
Pertamina NRE telah melakukan kolaborasi dengan sub-holding lain ataupun afiliasi Pertamina lainnya untuk menyediakan kebutuhan tersebut, antara lain PLTS Badak dengan kapasitas empat MW serta SPBU Pertamina dengan kapasitas 257 KW. Serta proyek-proyek EBT yang saat ini sedang berjalan antara lain PLTS Dumai berkapasitas dua MW dan PLTS Cilacap berkapasitas dua MW.
 
Selain itu, Pertamina NRE saat ini juga sedang melaksanakan proyek PLTS di SPBU Pertamina yang tersebar di wilayah nusantara. Untuk proyek ini, PNRE memiliki ambisi menyediakan PLTS di 1.000 SPBU Pertamina.
 
Bukan hanya dalam Pertamina Group, penyediaan pembangkit listrik EBT juga dilakukan di sejumlah wilayah, antara lain PLTBg Sei Mangkei dengan kapasitas 2,4 MW, serta PLTBg Kwala Sawit dan Pagar Merbau dengan kapasitas 2x1 MW. Selain itu seperti diketahui, PNRE bersama MIND ID, Antam, dan PLN tergabung dalam Indonesia Battery Corporation (IBC), holding BUMN yang bergerak di industri baterai dari hulu ke hilir.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan