Menteri LHK Siti Nurbaya (bertopi)  didampingi Direktur PSLB3 Rosa Vivien Ratnawati (kiri) dan Founder PT Xaviera Global Synergy Wilda Yanti meninjau pengelolaan sampah di Sentul, Bogor, Selasa, 10 Januari 2023. Foto: Dok KLHK
Menteri LHK Siti Nurbaya (bertopi) didampingi Direktur PSLB3 Rosa Vivien Ratnawati (kiri) dan Founder PT Xaviera Global Synergy Wilda Yanti meninjau pengelolaan sampah di Sentul, Bogor, Selasa, 10 Januari 2023. Foto: Dok KLHK

KLHK Bakal Sempurnakan Pengelolaan Sampah di Permukiman Mewah

Media Indonesia.com • 11 Januari 2023 08:41
Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bakal menyempurnakan pengelolaan sampah di permukiman mewah. Hal ini dilakukan setelah Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya meninjau pengelolaan sampah di kawasan permukiman mewah di Sentul, Bogor, Jawa Barat.
 
Siti meminta Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), Rosa Vivien Ratnawati, untuk terus mengembangkan model pengelolaan sampah khusus di 5 hingga 10 kabupeten yang memiliki permukiman mewah. Khususnya pada lingkungan permukiman kawasan ibu kota kecamatan (IKK).
 
"Dari pengamatan langsung di Sentul,  saya perkirakan setidaknya di Bogor, Bekasi, Tangerang, hingga Pekalongan akan di-exercise," kata Siti Nurbaya saat meninjau langsung pengelolaan sampah kawasan permukiman mewah di Sentul, Bogor, Selasa, 10 Januari 2023.

Siti mengatakan sengaja menengok sistem pengelolaan sampah di kawasan pemukiman mewah di Sentul. Pola kelola dengan prinsip yang sama, yaitu pilah, olah, lalu produktif tetap dipertahankan. 
 
Pola kelola sampah kawasan oleh swasta dengan kapasitas 120 hingga 150 ton per hari atau sekitar 25 truk sampah sehari tetap dilakukan. Sehingga hampir tidak ada lagi yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).
 
"Tentu ada keterkaitan dengan kebutuhan offtaker dan merupakan kabar baik dengan hasil produk olah sampah menjadi material bahan bakar bernilai sampai dengan 7.000 Kalori seperti batubara," kata Siti.
 
Rosa Vivien Ratnawati mengatakan pemilahan sampah dari sumber merupakan kunci penting dalam upaya pemanfaatan sampah bernilai ekonomi untuk mewujudkan ekonomi sirkular. 
 
"Pemanfaatan sampah bernilai ekonomi diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus mengurangi jumlah timbulan sampah yang masuk ke TPA untuk mewujudkan Zero Waste Zero Emission 2030," kata Vivien.

Solusi sampah lebih luas


Founder sekaligus CEO PT Xaviera Global Synergy, Bank Sampah Benteng Kreasi, Sentul City Recycle Center, Wilda Yanti, mengaku terbantu dengan binaan dari KLHK. Dia berharap pembinaan ini bisa memberi solusi pengelolaan sampah lebih luas.
 
Menurutnya, upaya Indonesia menangani sampah luar biasa. Tinggal bagaimana solusi ke depan agar lebih terintegrasi dan komprehensif. Kemudian, dia berharap ada dukungan kebijakan dalam percepatan solusi sampah di Indonesia. 
 
“Bagaimana kolaborasi dan sinergi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan mitra pihak ketiga terus berjalan harmonis. Sehingga, bisa bersama-sama bergerak lebih cepat untuk solusi penanganan sampah," kata Wilda.
 
PT Xaviera Global Sinergy lahir dari kelompok usaha pengelola sampah dan bank sampah berbasis masyarakat. Ini merupakan bank sampah pertama di Indonesia yang berkembang menjadi perusahaan.
 
Xaviera Global Sinergy yang berdiri pada 11 Januari 2011 ini merupakan perusahaan waste management pertama di Indonesia yang menjalankan konsep pengelolaan sampah di sumber. Keberadaan perusahaan ini sesuai amanat UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
 
Wilda menyebutkan tujuan PT Xaviera Global Sinergy adalah memberikan solusi pengelolaan sampah tersebar di Indonesia dengan dua konsep usaha:
  1. Memberikan solusi pengelolaan sampah tersebar di Indonesia dengan dua konsep usaha.
  2. Membina kelompok-kelompok pengusaha pengelolaan sampah dan bank sampah.
Baca: Bisa Olah 2 Ribu Ton Sampah, Progres Fasilitas Bantargebang Mencapai 98%
 
Adapun kegiatan bank sampah induk Benteng Kreasi memberikan pelayanan edukasi dan sosialisasi ke bank sampah unit atau masyarakat. Kemudian melakukan kampanye implementasi berbasis komunitas. Selain itu, melakukan berbagai pelatihann, edukasi, dan sosialisasi yang berkolaborasi dengan pemerintah (KLHK), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan secara mandiri.
 
Pengumpulan sampah dilakukan dengan pengurangan sampah yang dibuang ke TPA, pemanfaatan sampah menjadi briket, pakan dan magot inovasi produk, bioaktivator, biofertilizer dan liquid organic fertilizer, biopesticide, serta livestock enzyme.
 
Selain itu melakukan proses pengumpulan sampah organik yang dimanfaatkan ke dalam berbagai inovasi produk  sesuai dengan kebutuhan.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan