Ilustrasi Peruri. Foto: Dok Peruri
Ilustrasi Peruri. Foto: Dok Peruri

Program Berkelanjutan Jadi Cara Peruri Ikut Turunkan Angka Stunting

Eko Nordiansyah • 30 Oktober 2024 16:57
Jakarta: Peruri melaksanakan kick-off program penanggulangan stunting melalui pemberian menu kudapan tinggi protein di Desa Parungmulya, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang. Upaya ini dalam rangka mengurangi angka stunting dan peningkatan gizi anak melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
 
Penanggungjawab Program TJSL Peruri Dawam mengatakan, program penanggulangan stunting Peruri tentunya tidak hanya berfokus pada pemberian gizi kepada anak-anak, melainkan juga fokus pada kondisi kesehatan dan nutrisi pada ibu. Oleh karena itu, program ini tidak hanya menyasar pada balita saja.
 
“Ibu yang memiliki status gizi baik akan melahirkan anak yang bergizi baik. Dalam kegiatan ini, para orang tua diajarkan mengenai cara membuat menu makanan yang bergizi menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan,” kata dia dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 30 Oktober 2024.

Dalam melaksanakan program ini, Peruri berkolaborasi dengan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA), Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Karawang, Puskesmas Ciampel serta Pemerintah Desa Parungmulya.
 
Baca juga: Dukung Pengelolaan dan Keamanan Data BPR-BPRS Indonesia, Begini Upaya Peruri

 
Tahun lalu, Peruri berhasil menanggulangi kasus stunting pada sejumlah anak yang ditargetkan di Desa Parungmulya. Pada 2024 ini, Peruri kembali menunjukkan komitmennya untuk menanggulangi masalah stunting pada anak, khususnya dalam memberikan edukasi kepada masyarakat.
 
“Ibu memegang peranan penting dalam mendukung upaya mengatasi masalah gizi, terutama dalam hal asupan gizi keluarga, mulai dari penyiapan makanan, pemilihan bahan makanan, sampai menu makanan,” ungkap dia.
 
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang disebabkan karena tidak seimbangnya asupan gizi, terganggunya kesehatan ibu hamil, dan faktor ekonomi yang berpengaruh pada kualitas ketahanan pangan.
 
Penanganan stunting dilakukan dengan memenuhi kebutuhan gizi anak dan ibu hamil, pemenuhan kadar protein sesuai dengan usia, menjaga kebersihan sanitasi, dan rutin membawa balita ke posyandu minimal 1 bulan sekali. Lalu memberikan edukasi dan dukungan yang tepat serta penyediaan akses terhadap makanan bergizi. 
 
“Program ini diharapkan dapat memberikan pengaruh yang signifikan dalam upaya menanggulangi stunting di Desa Parungmulya sehingga menciptakan generasi yang lebih sehat dan kuat di masa depan,” ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan