Petani Kakao. Foto: Istimewa.
Petani Kakao. Foto: Istimewa.

Cara Kembangkan Lahan Pertanian Kakao dan Kopi Berkelanjutan di Indonesia

Arif Wicaksono • 20 Oktober 2024 07:06
Jakarta: Program Kerjasama Pendekatan Lanskap untuk Wanatani Kakao dan Kopi Berkelanjutan dan Tahan Perubahan Iklim (Lascarcoco) berusaha mempromosikan praktik wanatani kakao dan kopi yang berkelanjutan di Indonesia.
 
Baca juga: Menkop UKM: Hilirisasi Produk Kakao Jadi Sumber Ekonomi Baru

Melalui bantuan teknis ini 8.634 orang telah menerima manfaat tambahan dan mata pencaharian, yang menghasilkan peningkatan pengelolaan lahan wanatani sebesar 1.245 hektar (1.170 hektar kakao dan 75 hektar kopi).
 
“Amerika Serikat mendukung upaya Indonesia untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi pedesaan dengan konservasi sumber daya alam yang mendukung pertumbuhan tersebut,” ujar  Direktur USAID Indonesia Jeff Cohen dikutip Minggu, 19 Oktober 2024.
 
Dia menuturkan USAID bangga dapat bekerja sama dengan ofi dan Hershey’s untuk membantu para petani kopi dan kakao mencapai standar internasional dengan menerapkan pengelolaan kebun yang lebih berkelanjutan.

"Sehingga kebun mereka menjadi lebih produktif dan meningkatkan mata pencaharian mereka.” tegas dia.
 
Program ini juga telah meningkatkan kapasitas 1.800 petani kakao dan 745 petani kopi dalam sistem agroforestri cerdas-iklim dan pengelolaan tata guna lahan.
 
Program ini juga telah memberdayakan petani kakao di Kabupaten Karo, Simalungun, dan Luwu Utara dalam merehabilitasi 78,8 hektar (ha) kebun pertanian dengan menanam kembali sebagian bibit kakao berkualitas tinggi untuk meningkatkan produktivitas.

Mendorong partisipasi perempuan

Inisiatif ini juga telah meningkatkan partisipasi petani perempuan dalam proses pembibitan dan penanaman. Keterlibatan mereka dalam operasi pembibitan juga membantu mendiversifikasi sumber pendapatan mereka. Secara global, Indonesia terus menjadi pemain utama dalam penghasil kakao dan kopi.

Program ini mendorong mitra terus mendukung komunitas petani lokal untuk beradaptasi dan menghadapi tantangan iklim, seperti fluktuasi cuaca dan serangan hama yang dapat mempengaruhi hasil panen serta produksi secara keseluruhan.
 
Kemitraan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan petani melalui praktik pertanian yang lebih berkelanjutan, sehingga mereka dapat meningkatkan produktivitas dan mencapai mata pencaharian yang lebih terjamin.
 
Kemajuan atas pencapaian pada tahun pertama menjadi fondasi dan penanda utama untuk dampak lebih besar pelayanan di masa depan. Melalui inovasi pertanian yang ramah lingkungan, kita dapat memulihkan ekosistem, meningkatkan pendapatan petani, dan berkontribusi pada upaya global dalam mengurangi emisi karbon.
 
Dengan membangun kesadaran dan keterlibatan yang lebih kuat, berbagai kegiatan di lapangan melalui kolaborasi dengan pemangku kepentingan utama dan Pemerintah Indonesia dilakukan seperti  penanaman 1.800 pohon, termasuk kopi, jengkol, durian, nangka, alpukat, cempedak, mahoni, dan lainnya, ditanam di berbagai lahan pertanian di Kabupaten Luwu Utara.
 
Kemitraan ini merupakan bagian dari Cocoa Compass, yang mengelaborasi ambisi ofi khususnya pada produk kakao dan mendukung strategi keberlanjutan perusahaan yakni Choices for Change.

Kemajuan global dan inovasi

Laporan pencapaian Cocoa Compass dari ofi memaparkan kemajuan global dan inovasi teknologi utama yang menjadi bagian integral dalam mencapai target-target di bawah program Choices for Change, mulai dari pemantauan pohon secara detail yang didukung oleh AI hingga alat pengukuran karbon.
 
Teknologi ini meningkatkan proses penelusuran dan transparansi rantai pasokan kakao, memungkinkan perusahaan makanan dan minuman menggapai dampak keberlanjutan yang lebih besar serta melengkapi solusi spesifik yang dikembangkan oleh ofi untuk beradaptasi dengan Regulasi Deforestasi Uni Eropa (EU Deforestation Regulation/EUDR).
 
“Kemitraan ini merupakan wujud nyata bagaimana pendekatan lanskap dan alat mitigasi perubahan iklim dapat mendukung petani untuk beradaptasi dan memperkuat ketahanan mereka dalam menghadapi perubahan iklim, sekaligus menciptakan ekosistem yang lebih sehat,” ujar  Head of Cocoa Sustainability, Indonesia, ofi Imam Suharto. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan