Peluncuran program Young Elaeis Ambassadors juga terasa makin istimewa. Sebab, program ini diperkenalkan bertepatan dengan Hari Pemuda Internasional. Atas dasar ini juga yang membuat Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) memilih program Young Elaeis Ambassadors diperkenalkan hari ini.
"Untuk memperingati hari ini sebagai Hari Internasional Pemuda Dunia. Di mana peranan generasi muda menjadi sangat penting sebagai generasi penerus termasuk juga duta bangsa," ujar Sekretaris Jenderal CPOPC Dr. Rizal Affandi Lukman.
Rizal menjelaskan CPOPC terus melakukan upaya untuk bisa mempromosikan sawit di mata dunia. Adapun negara-negara yang tergabung dalam CPOPC adalah Indonesia, Malaysia, dan Honduras.
Menurut Rizal, sawit memiliki manfaatnya. Bahkan, sawit tersebut juga sangat bermanfaat untuk sektor transportasi. Dalam hal ini adalah penggunaan bahan bakar untuk kendaraan.
"Sawit itu sendiri menjadi produk yang penting bagi nasional dari penyerapan tenaga kerja. Bagi juga penciptaan lahan yang berguna untuk sumber dari pada biodiesel, termasuk salah satu renewable energy yang dipakai oleh sektor transportasi," tutur Rizal.
"Sekarang kita sudah B35 itu akan menghemat devisa lebih dari USD10 miliar untuk tahun 2023. Jadi ini merupakan sumbangsih dari sawit Indonesia terhadap renewable energy di sektor transportasi," tambahnya.

(Foto:Medcom.id/Patrick Pinaria)
Saat ini, pendaftaran untuk peserta program Young Elaeis Ambassadors sudah dibuka dan akan berakhir pada 15 September 2023. Nantinya, CPOPC akan menyaring dan menyeleksi sebanyak 25 peserta finalis dalam program ini.
Rizal memastikan pendaftaran terbuka untuk 12 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Honduras, Kolombia, Ghana, Papua Nugini, Thailand, India, Tiongkok, Pakista, Bangladesh, dan Uni Eropa.
"Itu terbuka bagi mereka. Jadi ini sayembara yang sifatnya inklusif tidak hanya dari sisi produsen, tetapi juga konsumen countries," kata Rizal.
Rizal pun berharap para peserta Young Elaeis Ambassadors dari berbagai negara ini bisa membangkitkan citra yang makin positif untuk sawit. Termasuk pemanfaatannya yang ramah lingkungan.
"Jadi dengan menggaet kalangan muda, harapannya ada perwakilan sehingga akan memberikan perspektif tidak hanya di Indonesia, tetapi juga adalah di negara-negara yang lain terhadap bagaimana minyak sawit ini dihasilkan peranannya dan juga peranan daripada sawit yang juga ramah lingkungan," papar Rizal.
"Dengan aturan berbagai ketentuan untuk bisa yang disebut adalah memenuhi sustainability standard dan hanya satu-satunya minyak nabati yang aturannya itu banyak, ya minyak sawit. Itu diharapkan bisa menjadi bagian dari kesempatan untuk mempromosikan sawit yang berkelanjutan," tuturnya.
Selain memperkenalkan program Young Elaeis Ambassadors, CPOPC juga menggelar diskusi menarik terkait pemanfaatan kelapa sawit dengan tema 'Green Skils for Youth and the Role of Palm Oil Industry'. Dalam acara tersebut hadir narasumber pemuda-pemuda yang sukses mengelola bahan-bahan dari minyak sawit.
Salah satu narasumber tersebut bernama Andi Hilmy Mutawakkil. Pada diskusi itu, Andi bercerita mengenai usaha yang dibangunnya, yakni mendirikan perusahaan berbasis pengolahan minyak jelantah, Genoil yang disulap menjadi biodiesel di Makassar.
Andi mengaku ide usaha ini tak lepas dari kepeduliannya terhadap kesehatan masyarakat dan juga lingkungan. Menurutnya, banyak orang yang tidak sadar bahayanya penggunaan minyak jelantah berkali-kali. Bahkan juga berbahaya ketika dibuang ke perairan karena bisa merusak lingkungan.
"Kami melihat ini adalah salah satu sumber material yang harus dipecahkan permasalahannya. Karena kalau dikonsumsi berulang bisa menimbulkan penyakit. Dibuang ke lingkungan menjadi masalah. Dan kami melihat ada peluang, di mana minyak jelantah ini diolah menjadi biodiesel," kata Andi.
Andi kemudian memulai untuk usahanya ini dengan menjalankan program mengumpulkan dan membeli minyak jelantah dari lingkungan rumah tangga atau pun bisnis-bisnis yang menggunakan minyak goreng. Semua minyak jelantah yang terkumpul itu diubah menjadi biodiesel.
Cerita tak kalah menarik juga dialami narasumber lainnya, Naila Khoirina. Ia merupakan ketua Tim Peneliti Riset Sawit Tingkat Mahasiswa 2023. Naila berhasil memenangkan Lomba Riset Sawit Tingkat Mahasiswa 2023.
Naila bercerita keberhasilannya memenangkan lomba tersebut lantaran mampu memanfaatkan limbah sawit yang dijadikan sumber karbon untuk baterai. "Saya membuat baterai. Baterai khususnya Litium Litthium Ferrophospate," kata Naila.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News