Senior Vice President Strategy and Investment Pertamina Daniel Purba pada acara Media Group Network (MGN) Energy Summit 2022, Selasa, 31 Mei 2022 (Foto:Medcom.id/M Rodhi Aulia)
Senior Vice President Strategy and Investment Pertamina Daniel Purba pada acara Media Group Network (MGN) Energy Summit 2022, Selasa, 31 Mei 2022 (Foto:Medcom.id/M Rodhi Aulia)

Tahun Depan Pertamina Produksi Hidrogen, Bahan Bakar Masa Depan

M Rodhi Aulia • 02 Juni 2022 15:17
Jakarta: PT Pertamina (Persero) sudah memetakan portofolio bisnis di masa depan sebagai langkah memastikan eksistensi dan keberlanjutan ketersediaan energi. Pertamina berencana akan terus mengembangkan energi baru terbarukan dalam beberapa tahun mendatang.
 
"Kita tidak lagi mengandalkan sektor energi fosil dengan terus mengembangkan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan. Ini sudah disadari Pertamina," kata Senior Vice President Strategy and Investment Pertamina Daniel Purba pada acara Media Group Network (MGN) Energy Summit 2022, Selasa, 31 Mei 2022.
 
Pertamina tidak akan mengandalkan produk bahan bakar minyak (BBM) dan liquefied petroleum gas (LPG) saja. Tapi, Pertamina akan bertransformasi dan melakukan transisi energi sesuai perkembangan global.

"Nah ke depan, tahun depan saja, 2023, kita akan mulai memproduksi hidrogen. Jadi ada yang blue dan green. Kita akan mulai dengan green untuk bahan bakar kendaraan. Bahan bakar masa depan," ujar Daniel. 
 
Pengembangan green hidrogen ini berasal dari panas bumi, solar PV, Ammonia dan Hydro. Kemudian dari kilang eksisting Pertamina.
 
Lebih lanjut, Pertamina juga akan mengembangkan Geothermal menjadi 1.128 MW pada tahun 2026. Juga partisipasi Pertamina dalan Indonesia Battery Company bersama BUMN lain dalam meningkatkan kapasitas baterai menjadi 140 GWh pada 2029.
 
"Ini sudah kita petakan business line-nya. Produk dan jasa yang akan kita keluarkan dalam 10 tahun akan terus bertambah. Sekarang ini mungkin masyarakat hanya mengenal BBM, LPG. Tapi ke depan, tidak hanya itu saja. Sekarang sudah ada geothermal. Mungkin masyarakat tidak begitu mengenal, tapi ini termasuk renewable energi," katanya.
 
Untuk mendukung transisi menuju energi baru dan terbarukan (EBT), Pertamina mengalokasikan dana Rp150 triliun. Dana tersebut diharapkan membantu target karbon netral pada 2060.
 
“Alokasi kita lima tahun ke depan menghabiskan USD10 miliar sampai USD11 miliar, atau hampir Rp150 triliun untuk pengembangan EBT,” kata Daniel.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan