baca juga: Mulai Besok, Tarif Tol Bakauheni-Terbanggi Besar Naik |
Soft soil improvement merupakan teknik perbaikan tanah lunak dengan mengubah karakteristik tanah dengan tindakan fisik seperti getaran ataupun dengan cara pencampuran tanah dengan bahan yang lebih kuat. Tujuan dari penggunaan metode ini adalah untuk meningkatkan kekuatan struktur pondasi jalan sehingga jalan akan stabil pada saat dilewati kendaraan terutama kendaraan berat.
Slag baja merupakan produk dari proses pembuatan baja (steel making) yang ramah lingkungan dimana penggunaannya dapat mencegah terjadinya banjir serta tanah longsor sebagai akibat dari aktivitas penambangan material alam. Slag baja dapat dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi, mulai dari konstruksi, pupuk, bahan perbaikan tanah lunak sampai proses pembuatan semen.
Perbaikan ruas jalan
Direktur Technology and Business Development Krakatau Posco Zaenal Arifin Muslim mengatakan sekitar 7.500 ton agregat slag digunakan untuk memperbaiki ruas jalan sepanjang 800 meter pada akses jalan perkebunan BIA dengan metode konstruksi pencampuran antara 70 persen soft soil dan 30 persen agregat slag.Pada aplikasi perbaikan tanah lunak, agregat slag dapat menyerap air yang terdapat di tanah lunak dan selanjutnya akan mengeras karena mempunyai sifat pozzolan seperti semen. Keutamaan lain dari penggunaan bahan agregat slag ini adalah dapat mengurangi biaya bahan baku karena memiliki harga yang lebih murah namun berkualitas baik.
"Hasil dari uji lapangan, penggunaan agregat slag mencatat rata-rata rasio kekuatan dasar jalan (CBR: California Bearing Ratio) yang dihasilkan mencapai 99 persen, yang artinya memiliki ketahanan yang tinggi di mana standar minimum CBR ialah 90 persen," tegas dia dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 24 Mei 2023.
Penggunaan agregat slag
Dengan melihat kualitasnya yang baik, hal ini tentunya berpotensi untuk meningkatkan penggunaan agregat slag yang lebih luas di skala nasional. Karena Indonesia memiliki sekitar 10 persen tanah lunak dari luas area Indonesia atau sekitar 20 juta hektare, diharapkan inovasi yang KP lakukan ini dapat meningkatkan potensi penggunaan slag baja pada kebutuhan-kebutuhan sejenis ini."Di tahun lalu, slag baja KP telah mencapai tingkat daur ulang (recycle rate) sebesar 99,9 persen. Pada tahun ini, KP telah menjadi pionir dan akan terus memberikan usaha terbaiknya dalam praktik ESG (Environmental, Social, and Governance) dalam memberikan kebermanfaatan dari produk sampingan baja," tegas dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News