PLTU Bengkayang 2x50 Megawatt. Foto: Dokumen PLN IP
PLTU Bengkayang 2x50 Megawatt. Foto: Dokumen PLN IP

Limbah Uang Kertas Jadi Bahan Bakar Pengganti Batu Bara di PLTU Bengkayang

Annisa ayu artanti • 19 Juni 2024 13:30
Jakarta: PLN Indonesia Power (PLN IP) kembali memperluas pemanfaatan biomassa Limbah Racik Uang Kertas (LURK) sebagai bahan bakar pengganti batu bara (co-firing) pada Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Singkawang-PLTU Bengkayang, Kalimantan Barat.
 
Sebelumnya pemanfaatan biomassa limbah uang kertas itu diterapkan di Adipala, Cilacap, Jawa Tengah.  
 
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, pihaknya terus melakukan inovasi dalam menerapkan program co-firing, yaitu memanfaatkan biomassa sebagai bahan bakar PLTU, salah satunya adalah memanfaatkan LURK.
 
"Kami selalu mencari terobosan untuk memanfaatkan biomassa untuk bahan bakar PLTU, seperti memanfaatkan LURK yang sebelumnya hanya dibakar untuk dimusnahkan kini bermanfaat untuk dijadikan pengganti batu bara," kata Edwin dalam keterangan tertulis, Rabu, 19 Juni 2024.
 
Baca juga: PLTU Bengkayang Pastikan Suplai Listrik ke Sistem Khatulistiwa Andal

Kolaborasi PLN dan BI

Edwin menjelaskan, pemanfaatan limbah uang kertas ini merupakan wujud kolaborasi antara PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Singkawang bersama Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat.

Kolaborasi ini diwujudkan dalam penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PLN IP UBP Singkawang dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat tentang pemanfaatan Limbah Racik Uang Kertas (LRUK) sebagai Bahan Bakar Alternatif.
 
Manager Unit UBP Singkawang Slamet Muji Raharjo mengatakan, pemanfaatan biomassa dalam proses co-firing PLTU Bengkayang sampai dengan Mei 2024 telah mencapai empat persen. Sehingga diharapkan banyak peluang untuk memenuhi kebutuhan PLTU Bengkayang yang bisa dikolaborasikan dengan banyak pihak.
 
"Kebutuhan bahan baku co-firing PLTU Singkawang masih cukup besar. Pemanfaatan LRUK untuk bahan bakar energi alternatif PLTU sangat membutuhkan kerja sama yang baik antara kedua belah pihak," tutur Slamet.

Co-firing LRUK merupakan upaya pengurangan emisi 

Menurut Slamet, co-firing LRUK ini merupakan upaya pengurangan emisi dengan memanfaatkan EBT sebagai salah satu cara untuk mengakselerasi transisi energi dan dekarbonisasi nasional. Di sisi lain, pemanfaatan LRUK ini juga sebagai bentuk program Waste to Energy.
 
"Pemanfaatan LRUK sebagai sumber energi yang ramah lingkungan dan sekaligus mengatasi permasalahan sampah racik uang kertas telah menjadi salah satu jawaban dari kebutuhan EBT dan semangat zero waste," ujar dia.
 
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalbar Nur Asyura Anggini Sari mengungkapkan, kolaborasi BI dengan PLN Indonesia Power ini merupakan wujud komitmen dalam mendukung transisi energi yang selaras dengan upaya pencapaian target Net Zero Emission 2060.
 
"Pasokan LURK untuk co-firing PLTU Bengkayang sebagai wujud sinergi Bank Indonesia dan PLN sebagai upaya pencapaian target Net Zero Emission 2060," ucap Nur Asyura.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan