Direktur Utama PLN IP, Edwin Nugraha Putra, menjelaskan bahwa hidrogen hijau menjadi solusi konkret dalam menghadapi tantangan transisi energi global menuju target Net Zero Emissions (NZE) pada 2060.
"Hidrogen hijau ini karya enjiner PLN Grup yang sumbernya dari dalam negeri, jadi jika dikembangkan dan dimanfaatkan secara masif dampaknya besar sekali," ujar Edwin dalam keterangan tertulis, Kamis, 24 April 2025.
13 green hydrogen plant beroperasi
PLN Indonesia Power kini telah mengoperasikan 13 Green Hydrogen Plant (GHP) yang tersebar di berbagai pembangkit di Indonesia, termasuk:- PLTU Pangkalan Susu
- PLTU Suralaya 1-7
- PLTU Suralaya 8
- PLTGU Cilegon
- PLTU Labuan
- PLTU Lontar
- PLTGU Tanjung Priok
- PLTU Pelabuhan Ratu
- PLTGU Tambak Lorok
- PLTG Pemaron
- PLTU Grati
- PLTU Adipala
- PLTP Kamojang
Sekitar 32 ton digunakan untuk kebutuhan operasional pembangkit, dan sisanya 48 ton siap dimanfaatkan untuk kebutuhan lain seperti transportasi dan industri.
Baca juga: Isi Bahan Bakar Cuma 3 Menit! SPBU Hidrogen Pertama Indonesia Bikin Kagum |
Hadirkan SPBU hidrogen pertama di Indonesia
Tak hanya berhenti di produksi, PLN IP juga menyasar pemanfaatan energi berbasis hidrogen secara luas. Salah satu langkah pentingnya adalah menghadirkan Hydrogen Refueling Station (HRS) atau stasiun pengisian bahan bakar hidrogen pertama di Indonesia.Langkah ini membuka peluang besar untuk pengembangan kendaraan berbahan bakar hidrogen dan mendukung ekosistem transportasi ramah lingkungan di masa depan.
Hidrogen jadi bahan bakar PLTU ramah lingkungan
Selain kendaraan, hidrogen hijau juga mulai dikembangkan untuk kebutuhan pembangkit. Salah satu inovasinya adalah mengubah hidrogen menjadi green ammonia yang kemudian digunakan sebagai bahan bakar primer di PLTU.PLTU Labuan menjadi pelopor dengan keberhasilan uji coba ammonia cofiring sebesar 3 persen selama 8 jam menggunakan 50 ton ammonia. Ini menjadi tonggak penting pengurangan emisi di sektor pembangkitan listrik.
"Hidrogen hijau merupakan sumber energi bersih yang tidak meninggalkan residu di udara, sehingga tidak menghasilkan emisi karbon karena hanya mengeluarkan uap air," kata Edwin
Pemerintah beri dukungan
Dukungan terhadap pengembangan hidrogen hijau juga datang dari pemerintah. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut bahwa pengembangan energi bersih seperti hidrogen adalah bagian dari visi besar Presiden Prabowo."Buktinya bahwa Bapak Presiden Prabowo telah mencanangkan Asta Cita, berbicara tentang kedaulatan swasembada energi, di dalamnya terdapat energi hijau, energi baru terbarukan dan hidrogen merupakan bagian daripada visi besar Bapak Presiden," ujar Bahlil saat membuka Green Hydrogen & Energy Summit (GHES) 2025.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News