Motivator Merry Riana. (FOTO: Dokumentasi Merry Riana)
Motivator Merry Riana. (FOTO: Dokumentasi Merry Riana)

Menuntut Ilmu, Menimba Uang

22 April 2017 15:33
KULIAH sambil kerja memang bukan lah hal baru. Tapi, sebenarnya kuliah sambil bekerja bukan lah sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Sebab bagi sebagian orang, ada yang susah-susah membagi waktu, akhirnya malah tidak lulus-lulus. Ada yang sudah asyik mendapatkan uang, kuliah pun malah ditinggalkan. Bahkan ada juga yang sampai sekarang masih berjuang mempertahankan keduanya.
 
I'm Possible bertajuk "Menuntut Ilmu, Menimba Uang" Miss Merry Riana sempat menceritakan kisah pribadinya yang terpaksa merantau ke Singapura pada 1998, untuk melanjutkan pendidikan di Nanyang Technological University (NTU), dan mengungsi dari Indonesia yang sedang dilanda krisis moneter dan kerusuhan pada saat itu.
 
Saat itu Ms Merry Riana hanya berbekal seadanya, dengan sejumlah uang yang sangat terbatas. Untuk memenuhi biaya hidup dan kuliah, Ms Merry terpaksa harus berutang pada pemerintah Singapura. Tetapi, utang itu tidak lah cukup. Ms Merry harus berjuang melalui masa-masa kuliahnya dengan bekerja.

"Saat itu, saya mendapatkan pekerjaan pertama saya, sebagai pembagi brosur di jalanan," ujar Ms Merry di studio Metro Tv.
 


 
Pada akhirnya, perjalanan dan perjuangan yang Ms Merry lakukan berujung manis. Beliau pun berhasil mencapai penghasilan satu juta dolar di usia 26 tahun. Kuliah selesai, cita-cita pun tercapai. Semua itu tentu tidak lain dan tidak bukan karena manajemen waktu yang telah beliau terapkan.
 
"Kunci dari manajemen waktu dimulai dari skala prioritas," tambahnya sambil menunjukkan sebuah poster di layar.
 
Tidak berselang lama, Ms Merry kemudian meminta para kru untuk mengambil meja dan juga alat peraga untuk dibawa ke atas panggung. Di meja tersebut, sudah tersedia beberapa alat peraga seperti bola pingpong, batu, kerikil, dan satu toples. Ms Merry kemudian menjelaskan bahwa toples tersebut merupakan perumpamaan waktu yang kita miliki. Sementara bola pingpong, batu, dan kerikil, merupakan aktivitas yang kita jalani.
 
Pada percobaan pertama, Ms Merry memasukkan bahan-bahan tersebut ke dalam toples dengan dimulai dari ukuran yang terkecil (kerikil), sampai ukuran yang terbesar (bola pingpong). Hasilnya, tidak semua komponen tersebut bisa masuk ke dalam satu toples.
 
Sementara ketika Ms Merry mengganti strategi, dari yang terbesar ke yang terkecil. Dibantu oleh McDanny dan audiens, bola pingpong dimasukkan terlebih dahulu. Setelah masuk semua, baru lah menyusul batu yang ukurannya lebih kecil ketimbang bola pingpong.
 
Setelah semua batu sudah masuk semua, baru lah komponen terakhir (kerikil). Penonton pun sempat tegang, dan ragu jika seluruh komponen tersebut bisa masuk. Namun dengan ketenangan, Ms Merry akhirnya berhasil memasukkan bola pingpong, batu, dan kerikil tanpa tersisa.
 
"Bahan yang sama, tapi caranya memasukkannya berbeda, hasilnya akan berbeda," ujar Merry dan disambut gemuruh tepuk tangan penonton.
 
*Apakah Anda mau bertemu langsung dan foto bersama Miss Merry Riana? Anda bisa ikut nonton syuting program I’m Possible di studio Metro TV, secara GRATIS! Daftar sekarang juga di www.MerryRiana.com/im_possible
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan