Direktur Utama BTN Maryono mengungkapkan lewat holdingisasi, pemenuhan ekuitas perseroan bisa dilakukan dengan fund raising.
"Dengan adanya holdingisasi, paling diuntungkan BTN. Kita bisa lebih mudah, lebih cepat, peningkatan setoran modal," ujar Maryono seusai RUPSLB di Menara BTN Jakarta, Kamis, 28 Desember 2017.
Selain itu, BTN akan lebih mudah dalam memenuhi sumber pendanaan baik, jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Segmentasi bisnis tersebut juga akan membuat BTN lebih fokus untuk menggarap dan mengalokasikan sumber dayanya dalam penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
"Sehingga pemenuhan dan baik itu jangka menengah, maupun jangka atau pendek tidak mengalami kesulitan," imbuh dia.
Maryono menambahkan keuntungan berikutnya berupa tambahan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) secara cuma-cuma. Pasalnya lewat holdingnisasi, semua bank pelat merah dapat berbagi mesin ATM yang sama. Tanpa investasi, kata Maryono, BTN mendapat akses ke lebih dari 60 ribu mesin ATM di seluruh Tanah Air.
"Dulu kita cuma punya 1.300 rumah ATM, nanti otomatis kita enggak perlu investasi, kita bisa mendapatkan ATM sampai 60 ribu," sambung Maryono.
Sementara itu Kementerian BUMN masih menunggu proses holding di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selanjutnya perusahaan jasa keuangan yang sudah termasuk perusahaan terbuka (Tbk) akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) guna menyampaikan rencana holding BUMN jasa keuangan kepada pemegang saham.
"Karena prosesnya tinggal final saja. Insyaallah malah lebih cepat," pungkas dia.
Adapun PT Danareksa (Persero) akan ditunjuk untuk menjadi induk dari holding BUMN jasa keuangan. Di dalamnya akan meliputi empat bank Himbara, BNI, BRI, BTN, dan Bank Mandiri ditambah PT Jalin Pembayaran Nusantara (JPN), PT Permodalan Nasional Madani (Persero) (PMN), dan PT Pegadaian (Persero).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News