Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengungkapkan, pada triwulan I-2016 industri mamin menyumbang Rp136,57 triliun atau setara 31,4 persen terhadap PDB non-migas. Bahkan pada periode yang sama, ekspor industri mamin menyumbang USD499,1 juta atau berkontribusi sebanyak 5,88 persen dari ekspor hasil industri.
"Pertumbuhan industri makanan dan minuman berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi sebesar 5,02 persen, sedangkan industri makanan dan minuman tumbuh sebesar 7,54 persen," ujar Saleh saat mengunjungi pabrik jagung PT Tereos FKS Indonesia, Cilegon, Banten, Kamis (21/4/2016).
Industri olahan jagung dan produk turunannya, salah satu bahan baku industri mamin, diakui memiliki prospek yang cukup bagus di Indonesia. Produk turunan jagung seperti sweeteners dan gluten meal memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan dalam mendorong ketersediaan bahan baku industri mamin.
"Ini yang harus kita perdalam industri hilirnya. Coba bayangkan, di industri olahan jagung ini tidak ada jagung yang terbuang. Bahkan kulit ari-nya pun masih bisa diproses," tuturnya.
Sweeteners menjadi bahan baku industri mamin yang memiliki tingkat kesehatan lebih baik dibanding gula konsumsi biasa. Sebab penggunaan gula jagung mendukung pembatasan asupan gula garam lemak pada diet harian.
Sementara gluten meal menjadi pendukung industri pakan ternak. Namun sayangnya Indonesia masih mengimpor 100 persen gluten meal dari Amerika Serikat sebanyak 163.847 metrik ton selama 2014 hingga 2015.
"Oleh karena itu, pemerintah memberikan bantuan fasilitas Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) untuk produk gluten meal. Meskipun kita sekarang ini masih tetap impor jagung sebanyak 3 juta ton untuk kebutuhan industri yang karena memang produsen jagung dalam negeri masih belum mampu menyuplai," papar Saleh.
CEO FKS Group Chandy Kusuma mengatakan, secara global Tereos mendukung langkah Saleh menjaga ketersediaan bahan baku industri mamin. Sebagai industri yang bergerak penyediaan bahan baku industri mamin, Tereos terus meningkatkan kapasitas produksi.
"Tereos memiliki pelanggan industri antara lain P&G, Danone, Nestle, Coca Cola dan Bayer. Kapasitas pabrik FKS Tereosa di Cilegon untuk corn wet milling mencapai 1.000 ton per hari, menghasilkan corn starch 10 ribu ton per bulan, glucose syrup 7000 ton per bulan, dan syrup solids 2.000 ton per bulan," tutup Chandy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News