"Selain ada tawaran kerja sama untuk perkembangan Ekonomi, kami (Jatim, red) meminta kepada mereka (British Chamber) untuk membantu dalam perencanaan RTRW di Jatim," kata Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Jatim, Hadi Prasetyo, di Surabaya, Sabtu, 16 April.
Selain itu, kata Hadi, Pemprov Jatim akan pergi ke Mc Donald Doglas, yakni seorang konsultan ternama di Inggris. Ada tiga hal yang ingin dibicarakan kepada Mc Donald. Pertama tentang pembangunan Smart City. Hal ini terkait dengan pembangunan bandara baru di Bandara Purbaya. Jatim mengusulkan dua daerah di Malang, yakni Kota Malang dan Kepanjen (Kabupaten Malang) untuk menjadi Smart City di Jatim.
"Sudah jadi kebutuhan untuk hidup dikota yang aman dan nyaman, nah kami akan tanya konsepnya nanti enaknya bagaimana, perencanaannya seperti apa, sukur-sukur mereka juga mau membantu bidang ITnya,” katanya.
Kedua, terkait pengembangan Pantai Utara khususnya di Lamongan, dengan North Quay Development Program. Sedangkan yang terakhir, Pemrov Jatim ingin Inggris membantu dalam perencanaan wilayah Sidoarjo. Karena seperti yang diketahui, PT Angkasa Pura I akan membangun terminal baru seluas 4.500 hektare (ha). Terminal baru ini akan diberi konsep Airport City.
"Yang Airport City biarlah diurus oleh Angkasa Pura, la yang Sidoarjo ini bagaimana efek atau dampaknya yang harus kami antisipasi nantinya," kata Hadi.
Menurut Hadi, pembangunan dan pengembangan di Jatim tidak mungkin dapat dilakukan dengan menggunakan dana dari APBN dan APBD. Maka itu harus ada kerja sama dengan investor.
"Karena dana APBN dan APBD lebih difokuskan untuk pembangunan yang bersifat non komersial seperti pendidikan, kesehatan, dan lainnya," pungkasnya.
Selain Jatim, dua provinsi yang diundang ke Inggris adalah Jakarta, dan Jawa Barat. Untuk Jakarta akan meminta bantuan Inggris dalam pembangunan Stadion untuk persiapan Asian Games. Sedangkan Provinsi Jawa Barat untuk program Festival International festival.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News