Pengamat Pertanian, Khudori, meminta pemerintah fokus menggarap swasembada pada komoditas tertentu. Tujuannya, untuk peningkatan efisiensi produksi.
"Kalau komoditas itu visible, oke, fokus. Tapi kalau enggak (visible), impor saja. Itu menurut saya lebih efisien dan urusannya malah jadi lebih mudah," ungkap Khudori dalam Forum Diskusi Ekonomi Politik (FDEP) di Kuningan, Jakarta Selatan, Senin 22 Mei 2017.
Perhatian pemerintah diakuinya terpencar pada komoditas yang mempunyai dampak inflasi cukup tinggi di saat-saat tertentu. Padahal jika komoditas itu sulit ditanam di Indonesia, impor saja.
"Kalau yang subtropis dan tidak bisa ditanam di sini, kalau pun kita tanam dan produktivitasnya enggak sebagus di daerah subtropis, ngapain (ditanam). Kaya gandum, kan lebih efisien di sana. Makanya impor saja," tukasnya.
Menurut pria yang akrab disapa Cak Dor ini, pemerintah bisa fokus menggarap swasembada pada 10-15 komoditas. Fokus pemerintah dengan menyediakan barang mentah hingga menjadikan produk akhir.
"Jadi jangan (hanya) barang mentah seperti sekarang kaya kelapa sawit memang yang sudah ada upaya hilirisasi tapi belum sebaik dan sedalam Malaysia. Kelapa sawit masih mending, itu komoditas kopi, kakao, teh kita jual mentah," paparnya.
Dengan melakukan upaya peningkatan produksi hingga hilirisasi, nilai tambah yang didapat akan lebih besar. "Karena nilai tambah terbesarnya di sana (hilirisasi). Itu kalau kita mau fokus," kata Cak Dor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News