"Makanan instan itu jika terus dikonsumsi akan berdampak pada penurunan kesehatan. Walaupun memang, membiasakan diri pada makanan lokal juga tidak mudah karena sudah menjadi bagian dari pola hidup dan permainan dunia bisnis," ujar Mentan Syahrul melalui keterangan tertulisnya, Kamis, 20 Februari 2020.
Menurut Syahrul, Pemerintah membangun konsep untuk mengatasi masalah pangan dan kesehatan dengan membangun kesadaran bersama akan pentingnya konsumsi makanan lokal yang ada di seluruh Indonesia. Konsep ini bisa dijalankan melalui kelembagaan Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) yang ada di setiap Kecamatan.
Nantinya, kata Syahrul, Komando ini secara tidak langsung akan mengubah pola hidup masyarakat melalui gerakan penyuluh yang ada di tiap desa. Meski demikian, upaya tersebut belum cukup maksimal jika tidak dikerjakan secara bersama-sama.
"Kami percaya, pola hidup buruk bisa kita lawan dengan mendorong diversifikasi pangan dan mencoba menghidupkan pangan-pangan lokal di setiap wilayah. Kemudian kita harus berani mencoba membangun home-home industri pertanian di setiap kecamatan melalui Kostratani," katanya.
Mentan berharap kelembagaan Kostratani dan program mengatasi rentan pangan mendapat dukungan dari semua pihak. Dengan begitu, masyarakat akan mulai mengurangi konsumsi makanan instan.
"Kami punya kelompok tani di 70 ribu desa dan penyuluh hampir 42 ribu. Ini semua harus menjadi ujung tombak, dengan bantuan para dokter dan puskesmas. Saya percaya kalau puskesmas turun tangan, pola hidup sehat ini juga akan sampai ke desa-desa," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News