“Ini adalah instruksi langsung Bapak Presiden untuk mempercepat layanan ekspor agar nilai ekspor dapat terus meningkat," kata Syahrul melalui keterangan tertulisnya, Rabu, 4 Maret 2020.
Syahrul menegaskan komitmennya untuk terus mendorong model dan solusi secara berkelanjutan dengan digitalisasi layanan. Ia pun menginstruksikan kepada seluruh pimpinan unit kerja lingkup Badan Karantina Pertanian (Barantan) di seluruh Indonesia agar mempercepat layanan ekspor pertanian seiring dengan antisipasi kondisi global paska wabah global.
Di masa mendatang permohonan pemeriksaan karantina pertanian telah dilakukan sepenuhnya secara online pada aplikasi IQFAST. Aplikasi juga bisa menjabarkan ragam komoditas pertanian ekspor sepanjang Januari dan Februari 2020 yang telah terjadi untuk 455 jenis, terdiri dari tumbuhan sebanyak 429 jenis dan hewan sebanyak 26 jenis.
Kementan juga melakukan penerapan e-government dengan instansi terkait di pelabuhan maupun bandara yang diwujudkan dengan peran serta karantina pertanian dalam implementasi Indonesia National Single Window (INSW).
Sementara Barantan telah bergabung dengan INSW sejak 2007 lalu. Dari sebanyak 52 unit pelaksana teknis (UPT) di bawah Barantan terdapat 47 UPT yang telah mengimplementasikannya.
Dalam kesempatan itu Syahrul juga meminta memaksimalkan aplikasi peta potensi komoditas pertanian berorientasi ekspor atau IMACE yang telah digagas oleh Barantan. Menurutnya aplikasi ini tengah digalakkan ke seluruh provinsi yang diharapkan dapat digunakan sebagai landasan kebijakan pembangunan pertanian berbasis kawasan berorientasi ekspor.
"Pemerintah daerah dapat memanfaatkan peta ini untuk mengembangkan potensi wilayah dan kami pun akan lebih mudah memfasilitasi ekspornya," tegas Mentan Syahrul.
Kepala Barantan Ali Jamil menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiapkan layanan prioritas bagi pelaku usaha agribisnis yang dinilai patuh. Dengan layanan ini, tindakan karantina yang dilakukan guna memastikan hewan, tumbuhan dan produk turunannya yang akan diekspor atau diimpor ini sehat.
"Juga aman dan telah memenuhi persyaratan standar internasional ini dapat lebih cepat,” sebut Ali.
Guna meningkatkan daya saing produk pertanian di pasar global, Ali menyebutkan pihaknya telah menyiapkan layanan bimbingan teknis pemenuhan persyaratan sanitari dan fitosanitari bagi pelaku usaha. Selain bertugas untuk menjaga kelestarian sumber daya alam hayati, pihaknya selaku otoritas karantina juga memastikan produk pertanian yang diekspor dan diimpor, sehat juga aman.
Selain itu, layanan inline inspection juga disiapkan Barantan guna mendorong daya saing. Pelaku usaha cukup menginformasikan jadwal pengiriman, maka petugas Karantina Pertanian akan melakukan pemeriksaan di gudang pemilik.
“Hal ini dapat memangkas waktu layanan hingga 30 persen dan tentunya hal ini dapat berdampak terhadap biaya dan kesegaran produk, sehingga dapat memiliki harga jual yang bersaing di negara mitra dagang,” papar Jamil.
Saat ini, Barantan juga terus kembangkan penerapan elektronik sertifikat dalam bentuk e-Cert. Dengan layanan ini dimungkinkan produk ekspor akan terjamin dengan data sertifikat yang terkirim lebih dahulu sebelum komoditas datang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News