Kepala Subdit Tanaman Semusim dan Rempah Kementerian Pertanian (Kementan) Iswanto menilai program kemitraan ini bisa menjadi solusi untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
"Kementerian Pertanian melalui Ditjen Perkebunan Tanaman Semusim dan Rempah mendukung keberadaan program kemitraan, contoh permasalahan di pertembakauan adalah produktivitas yang rendah," ujarnya melalui keterangan resminya, Kamis (13/10/2016).
Dia menjelaskan bahwa sistem IPS ini sejalan dengan rencana strategis Kementerian Pertanian 2015-2016. dalam rencana strategis tersebut, salah satu fokus utamanya adalah meningkatkan kesejahteraan petani.
"Berdasarkan rekapitulasi di seluruh Indonesia, dari 14 provinsi penghasil tembakau, hasilnya hampir di bawah 1 ton per hektare (ha). Angka ini di bawah rata-rata produksi optimal," lanjutnya.
"Jadi ini yang perlu kita support karena bagaimana pun seperti tahun ini, dengan kualitasnya juga kurang bagus, kemudian imbasnya harga jual juga kurang bagus, maka biaya produksi tidak tertutup. Dengan adanya kemitraan-kemitraan ini mudah-mudahan harga tembakau ditiap petani itu tidak mengalami kerugian," tambah Iswanto.
Manager Leaf Agronomy HM sampoerna Bakti Kurniawan menjelaskan program IPS sudah dilakukan sejak 2009. IPS dijalankan melalui kontrak kerja sama dimana para petani mendapatkan pendampingan pertanian, akses permodalan, saran dan prasarana pertanian, serta jaminan akses pasar yang diperlukan petani.
Mereka juga mendapatkan informasi dan bimbingan mengenai praktik pertanian yang baik untuk meningkatkan kualitas, efisiensi, produktivitas, serta penghasilan. Diharapkan dengan ini, kesejahteraan para petani juga akan membaik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News