Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. (FOTO: ANTARA/Widodo S. Jusuf)
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. (FOTO: ANTARA/Widodo S. Jusuf)

Prancis Dipertimbangkan Jadi Gerbang Ekspor RI ke Eropa

17 Desember 2016 17:02
medcom.id, Jakarta: Indonesia mempertimbangkan Prancis menjadi pintu gerbang utama untuk mengekspor produk dari Tanah Air ke pasar nontradisional di negara-negara Eropa.
 
Demikian disampaikan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat bertemu Duta Besar Prancis untuk Indonesia Jean-Charles Berthonnet di Kementerian Perindustrian di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (17/12/2016).
 
"Prancis mempunyai bidang industri yang dinamis dan merupakan salah satu yang paling kompetitif di dunia," kata Airlangga melalui siaran persnya.

Selain itu, lanjut Airlangga, Prancis menempati peringkat kedua, ketiga dan keempat Eropa untuk industri kimia, industri makanan, serta industri informasi dan telekomunikasi.
 
Menurutnya, upaya ini perlu dijajaki melalui kerja sama kedua negara di sektor industri serta bidang standardisasi dan pertukaran informasi terkait regulasi teknis (non-tariff measures) guna menembus pasar tersebut.
 
Airlangga juga memandang Prancis sebagai mitra penting Indonesia dalam hubungan perdagangan karena dapat meningkatkan pertumbuhan industri dan ekonomi nasional.
 
"Diperlukan peningkatan kerja sama ekonomi bagi kedua negara untuk menyeimbangkan neraca perdagangan dan investasi," ujarnya.
 
Pada 2015, nilai impor Indonesia dari Prancis mencapai USD1,3 miliar untuk komponen pesawat terbang, kendaraan, dan mesin elektronik, serta produk susu dan farmasi. Sedangkan ekspor Indonesia ke Prancis mencapai USD972 juta yang meliputi mesin elektronik, alas kaki, karet dan produk karet, furnitur, pakaian dan aksesoris, kopi, serta teh dan rempah-rempah.
 
Sementara itu, berdasarkan data BKPM, realisasi investasi Prancis di Indonesia pada periode 2011 sampai September 2016 secara total mencapai 783 proyek dengan nilai investasi sebesar USD771,2 juta. Adapun 174 proyek investasi yang bergerak di sektor manufaktur bernilai investasi USD323,7 juta.
 
"Perusahaan asal Prancis yang saat ini beroperasi di Indonesia antara lain perusahaan peralatan listrik PT. Schneider Indonesia, yang saat ini telah mengekspor 75 persen dari produksi mereka ke negara-negara ASEAN, Amerika Serikat dan Eropa," ungkap Airlangga.
 
Indonesia juga menjadi basis produksi terbesar untuk Schneider Electric di kawasan Asia Tenggara serta ketiga terbesar di Asia setelah RRT dan India. Selanjutnya, PT. Weda Bay Nickel (ERAMET), perusahaan pertambangan asal Prancis ini bekerja sama dengan Mitsubishi Corporation, Pacific Metals Co Ltd, dan PT Aneka Tambang Tbk serta didukung oleh Pemerintah Daerah telah membangun industri strategis dalam pengolahan nikel di Halmahera, Maluku Utara.
 
Dengan investasi sebesar USD6 miliar, pabrik ini akan menghasilkan sekitar 4,5 juta ton per tahun dari nikel dan 4.000 ton per tahun kobalt, serta menyerap tenaga kerja 2.400 orang di lokasi tersebut.
 
"Selain itu, ada PT. Saint-Gobain Construction Products Indonesia, GYPROC Saint-Gobain, Michelin, Airbus Group, Galleries Lafayette, TOTAL, dan lain-lain," sebut Airlangga.
 
Bahkan, perusahaan pelayaran asal Prancis, CMA & CGM Group akan berinvestasi di Indonesia serta adanya potensi kerja sama kegiatan penelitian dan pengembangan antara Center of Excellence Toulouse White Bio-Technology dengan Balai Riset dan Lembaga Pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan