"Menurunnya NTP-Pr itu dipicu oleh naiknya indeks yang diterima petani (lt) sebesar 0,03 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho, seperti dikutip dari Antara, di Denpasar, Sabtu (9/4/2016).
Ia mengatakan, sedangkan indeks yang dibayar petani (lb) mengalami kenaikan lebih besar yakni 0,30 persen. Beberapa komoditas perkebunan yang memberikan andil atas naiknya indeks yang diterima petani antara lain kelapa, kopi, dan biji jambu mete.
Pada sisi lain kenaikan pada indeks yang dibayar petani dipengaruhi oleh indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,25 persen serta biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 0,49 persen.
Adi Nugroho menambahkan, subsektor perkebunan merupakan salah satu dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTP Bali yang terdiri atas empat subsektor mengalami penurunan dan satu-satunya sektor peternakan yang mengalami peningkatan.
"Empat subsektor yang mengalami penurunan selain subsektor perkebunan juga hortikultura sebesar 0,73 persen, tanaman pangan 1,59 persen dan subsektor perikanan 1,49 persen," tutup Adi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News