"Daerah perbatasan bukan lagi daerah belas kasihan. Dengan MEA khususnya yang berbatasan dengan negara-negara ASEAN lainnya, dari daerah pinggiran menjadi daerah sentral," kata Agus, seperti dikutip dari Antara, di Manado, Senin (29/2/2016).
Posisi strategis tersebut, lanjut Agus, sangat menentukan posisi persaingan bisnis Indonesia dalam MEA dan menentukan apakah Indonesia mendapat manfaat ataupun sekadar menjadi penonton di negeri sendiri.
Sejak Indonesia merdeka, masih kata Agus, kebijakan pembangunan daerah perbatasan lebih didasarkan pada pendekatan keamanan, bukannya pendekatan kesejahteraan maupun ekonomi. Tentu ini memiliki dampak yang kurang maksimal terhadap laju perekonomian daerah perbatasan.
"Pendekatan ini membuat kondisi ekonomi dan sosial di daerah perbatasan Indonesia jauh tertinggal dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia dan juga dengan daerah perbatasan negara tetangga," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News