ilustrasi wisatawan asing. Foto MI/Panca Syurkani
ilustrasi wisatawan asing. Foto MI/Panca Syurkani

Menko Larang Negara Berideologi Keras Dapat Bebas Visa

Annisa ayu artanti • 14 September 2015 15:40
medcom.id, Jakarta: Menteri Koordinaor (Menko) Bidang Kemaritiman Rizal Ramli menjelaskan upaya peningkatan jumlah wisatawan ke Indonesia dapat dilakukan dengan penerapan bebas visa bagi beberapa negara. Namun, kebijakan tersebut akan tertutup bagi negara yang memiliki ideologi keras.
 
Rizal mengungkapkan penerapan bebas visa tersebut akan tertutup bagi negara-negara yang berideologi kekerasan seperti ISIS dan negara yang aktif dengan bisnis narkotika. Hal ini menjadi penting agar Indonesia tidak dimasuki oleh orang-orang berideologi tersebut.
 
"Kecuali negara itu aktif di bisnis narkotika. Kemudian negara yang memiliki ideologi kekerasan seperti ISIS dan sebagainya. Kita tidak mau Indonesia jadi ideologi pertentangan garis keras‎," kata Rizal, di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin (14/9/2015).

Rizal menjelaskan jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia baru berjumlah 10 juta orang. Dengan salah satu strategi bebas visa ini, diharapkan dapat meningkat menjadi 20 juta orang dalam waktu lima tahun.
 
Lebih lanjut Rizal menambahkan dengan meningkatnya jumlah wisatawan maka akan menyerap jumlah tenaga kerja serta menambah pendapatan devisa negara Indonesia. 
 
"Yang bekerja sekarang 3 juta orang  bisa naik menjadi  7 juta orang. Sektor ini juga yang paling murah dalam menciptakan lapangan kerja. USD3.000 per job. Sektor yang lain USD50 ribu. Devisa juga baru USD10 miliar, kami ingin USD20 miliar. Kalau dibanding Italia, Yunani, Spanyol, Turki, pendapatan devisa kita masih relatif kecil," pungkas dia.
 

 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan