Direktur Utama Peruri Prasetio mengungkapkan, penyelesaian pengerjaan pencetakan uang kertas rupiah tersebut sesuai target Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP). Bahkan waktu penyelesaikan cetak lebih cepat 1,5 bulan dari yang ditargetkan.
"Ini capaian yang bagus karena pertama kalinya dalam empat tahun terakhir Peruri dapat menyelesaikan pencetakan uang rupiah tanpa carry over dengan jumlah cetak uang yang jumlahnya hampir dua kali lipat dari rata-rata pencapaian beberapa tahun sebelumnya," ujar Prasetio, dalam konferensi pers laporan kinerja Peruri 2015, di Hotel Le Meridien, Jalan Jenderal Sudirman Kav 18-20, Jakarta Selatan, Kamis (7/4/2016).
Sementara untuk produksi uang logam selama 2015, Peruri mencetak sebanyak 1,6 miliar keping atau turun 17,69 persen dibandingkan dengan produksi 2014 sebanyak 1,93 juta keping. Menurut dia, ini disebabkan akibat turunnya permintaan Bank Indonesia (BI) terhadap uang logam.
Untuk pita cukai berhasil diproduksi sebanyak 180 juta lembar atau naik 4,05 persen dari tahun sebelumnya yang hanya 173 lembar. Peruri juga mencatat penurunan pada jumlah produksi paspor dan buku sebesar 20,16 persen, dari 5,86 juta buku menjadi 4,68 juta buku di 2015.
"Sedangkan produksi materai pada 2015 sebesar 738 keping atau naik 12,67 persen dibandingkan produksi 2014 yang mencapai 655 juta keping. Jumlah ini melebih 195,24 persen dari target yang ditetapkan," pungkas Prasetio.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News