Menteri Pertanian Amran Sulaiman  (MI/RAMDANI)
Menteri Pertanian Amran Sulaiman (MI/RAMDANI)

Cara Mentan Buat Kopi Indonesia Nomor Satu di Dunia

23 September 2017 21:00
medcom.id, Jakarta: Pemerintah melalui Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman terus gencar mengembangkan kopi dan rempah-rempah Tanah Air. Langkah itu dilakukan agar menjadi komoditas nomor satu dunia. Nantinya diharapkan kondisi tersebut bisa berdampak terhadap peningkatan daya saing.
 
Untuk mencapai target itu, Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan berbagai program antara lain pengembangan perbibitan kopi, peningkatan produktivitas, manajemen usaha tani, pengolahan dan pemasaran produk kopi hingga ke luar negeri. Adapun kopi Indonesia saat ini berada di peringkat empat dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia.
 
Berdasarkan data FAO, luas areal kopi Brasil hampir 2 juta ha dengan produktivtas 1,4 ton/ha. Sedangkan luas areal kopi di Vietnam 589 ribu ha dengan produktivitas 2,3 ton/ha dan Kolombia luas 795 ribu ha dengan produktivitas 0,9 ton/ha. Kopi Indonesia seluas 1,23 juta ha di antaranya 1,19 juta ha milik perkebunan rakyat dengan produktivitas 0,6 ton/ha.  

Namun, mutu kopi Indonesia belum stabil, sehingga ekspor didominasi (99 persen) bentuk kopi biji/berasan (coffee excluding roasted and decaffeinated) sedangkan negara lainya sudah mengekspor kopi olahan.
 
"Indonesia sangat berpotensi menjadi produsen kopi terbesar dunia. Optimistis harus diraih, mengingat Indonesia negara tropis dengan wilayah pegunungan yang membentang dari ujung Pulau Sumatera hingga ke Papua, potensial untuk kopi," kata Amran, seperti dikutip dari Antara, Sabtu 23 September 2017.
 
Amran mengungkapkan kopi khusus (specialty coffee) Indonesia sudah dikenal di Eropa dan Amerika dan menjadi tren dunia saat ini antara lain kopi gayo, kopi mandailing, kopi lampung, kopi bajawa, kopi toraja, dan kopi lembah baliem.
 
Menteri Pertanian mengarahkan agar tahun depan kopi Indonesia menjadi nomor dua di dunia, dengan cara meningkatkan mutu dan produktivitas menjadi 1,0 ton/ha. Tahun berikutnya ditingkatkan lagi sehingga menjadi nomor satu dunia.  
 
"Langkah awal yang telah dilakukan, para ahli kopi ditugaskan ke Vietnam untuk mempelajari teknik meningkatkan produktivitas kopi. Selanjutnya pada APBN-P 2017 dan APBN 2018 digenjot dengan peningkatan produkvitias, pengembangan 8.700 ha kawasan kopi, perbenihan 3 sampai 4 juta batang per tahun, usai panen dan pemasarannya," sebut Amran.
 
Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Kementan Suwandi menjelaskan cara mendongkrak daya saing kopi Indonesia. Pertama meningkatkan sistem pembibitan, pupuk dan tata kelola air. Kedua, program replanting untuk mengganti tanaman kopi yang kurang produktif.  
 
"Ketiga, memperluas luas areal tanam kopi jenis arabika yang bernilai ekonomi tinggi sehingga populasi kopi robusta dan arabika menjadi seimbang," kata dia.
 
Keempat,  pengembangan kopi dengan jenis kopi khusus dari berbagai daerah di Indonesia yang bernilai tinggi. Kelima, bersama instansi terkait mempromosikan kopi Indonesia di dalam maupun ekspor luar negeri terutama ke Amerika Serikat, Jerman dan Jepang serta berupaya mengendalikan impor.
 
"Data ekspor impor kopi menunjukkan pertanda meningkatnya kualitas dan daya saing produk kopi Indonesia di pasar dunia," pungkas Suwandi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan