Tiongkok yang menjadi sumber impor terbesar tidak mampu lagi menyediakan bahan baku. Industri mereka hampir lumpuh lantaran pemerintah Tiongkok menginstruksikan seluruh warganya tidak beraktivitas untuk mencegah penyebaran covid-19 meluas.
"Kita tahu industri yang ada di Tiongkok sudah berhenti padahal suplai bahan baku kita banyak dari sana. Kalau di sana sudah sulit, terus masuk ke sini dipersulit, susah kita," ujar Jokowi saat membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 4 Maret 2020.
Berdasarkan data pemerintah, industri elektronik di dalam negeri masih sangat bergantung pada pasokan komponen bahan baku dari Negeri Tirai Bambu dengan porsi mencapai 50 persen dari total keseluruhan impor. Nilainya mencapai USD10 miliar.

Ilustrasi. Dok. MI
Baca: Bea Masuk Bahan Baku Industri Turun
Industri lain seperti farmasi juga membutuhkan bahan baku obat hingga 60 persen dari Tiongkok. Presiden menginstruksikan kementerian-kementerian teknis, terutama Kementerian Perdagangan memangkas prosedur-prosedur impor yang menyulitkan pelaku usaha.
"Jangan sampai ada prosedur-prosedur yang menyulitkan pada posisi sekarang ini. Kita harus memberikan kelonggaran agar impor tidak terganggu. Kalau terganggu nanti pasti harga naik. Kalau harga naik nanti larinya ke inflasi juga naik. Kita sudah jaga inflasi lima tahun. Jangan sampai terganggu karena hal seperti ini," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News