"Kami melihat salah satu sektor yang bisa mendorong adanya investasi yang lebih meningkat adalah melalui sektor properti," kata Pahala saat sambutan IPEX 2020, di JCC, Jakarta, Sabtu, 15 Februari 2020.
Pahala menyebutkan setidaknya 170 industri turunan dapat merasakan dampak positif dari keberadaan sektor properti di tengah meningkatnya ketidakpastian global. Seperti perang dagang antara Amerika Serikat-Tiongkok hingga penyebaran wabah virus korona.
"Kami harapkan bisa (sektor properti) terus bertahan di tengah guncangan faktor eksternal," ucapnya.
Lebih lanjut, investasi di sektor properti akan lebih meningkat dengan dukungan pemerintah dan Bank Indonesia. Di antaranya, peningkatan batasan tidak kena pajak pertambahan nilai untuk rumah sederhana, pembebasan PPn rumah atau bangunan yang terkena bencana alam, penurunan tarif pajak penghasilan Pasal 22 atas hunian mewah dari lima persen menjadi satu persen serta peningkatan nilai batas nilai hunian yang dikenakan pajak PPh dan pajak penjualan atas barang mewah.
Sejauh ini kata Pahala, Bank Indonesia telah memberikan dukungan melalui kebijakan pelonggaran bunga acuan serta melakukan relaksasi untuk rasio uang muka (down payment) untuk kredi pemilikan rumah (KPR).
"Bank Indonesia sudah lakukan LTV (Loan to value) dan pelonggaran Giro Wajib Minimum dan suku bunga," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News