Focus Group Discussion ‘Era Baru Industri Aviasi di Tanah Pasundan’. (Foto: Istimewa).
Focus Group Discussion ‘Era Baru Industri Aviasi di Tanah Pasundan’. (Foto: Istimewa).

Bandara Kertajati Motor Baru Pertumbuhan Ekonomi dan Pariwisata Jabar

Husen Miftahudin • 22 Juni 2019 23:17
Jakarta: PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II menyatakan kesiapannya melayani perpindahan penerbangan maskapai jet domestik dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung ke Bandara Kertajati di Majalengka. Sesuai rencana, perpindahan 56 penerbangan yang meliputi 13 rute domestik ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) tersebut akan dimulai pada 1 Juli 2019 mendatang. 
 
"Kami optimistis Bandara Kertajati ini akan menjadi menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi dan pariwisata daerah-daerah di Jawa Barat secara keseluruhan," kata President Director AP II, Muhammad Awaluddin dalam keterangan tertulis, Jakarta, Sabtu, 22 Juni 2019. 
 
Menurut Awaluddin, seluruh stakeholder di industri penerbangan, industri pariwisata, dan masyarakat umum seharusnya melihat proses pengembangan Bandara Kertajati bukan hanya dari kacamata Internal Rate of Return (IRR). "Harusnya pakai sudut pandang Economic Rate of Return (ERR), karena Bandara Kertajati bisa mendorong ekonomi masyarakat dan daerah di sekitarnya," tukasnya. 

Director of Engineering & Operation AP II, Djoko Murjatmodjo menambahkan, Pemerintah Daerah dan masyarakat Jawa Barat tidak akan bisa menikmati manfaat yang lebih besar dari sektor pariwisata, jika masih tetap mengandalkan Bandara Husein Sastranegara sebagai pintu masuk wisatawan ke daerahnya.
 
"Bandara Husein bertahun-tahun tidak berkembang. Untuk menambah landasan jadi 2.200 meter saja kita harus menebang gunung, sementara di sana ada lapangan tembak TNI," tutur Djoko.
 
Ia menegaskan, sesuai instruksi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub), AP II tidak akan mengalihkan seluruh penerbangan komersial dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Kertajati. Namun hanya akan memindahkan penerbangan domestik bermesin jet saja.
 
"Mengapa internasional masih di Bandara Husein? Karena mempertimbangkan kelangsungan bisnis pariwisata di Bandung. Hal-hal ini tentu kami perhatikan," ucapnya.
 
Direktur Bandar Udara Kemenhub, M. Pramintohadi Sukarno menjelaskan, dalam menyetujui pembangunan suatu bandara pemerintah tidak hanya membuat perencanaan untuk waktu dua hingga tiga tahun."Kami membuat perencanaan pengembangan untuk 20-30 tahun. Kalau kita ingat, dulu Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng juga hasil pemindahan Bandara Kemayoran di Jakarta Pusat. Hasilnya ada pembangunan yang terjadi di daerah,” tegasnya.
 
Dalam catatan Kemenhub, pertumbuhan lalu lintas udara di Jawa Barat sudah tidak terakomodasi oleh Bandara Husein Sastranegara. Sepanjang 2016-2018, jumlah penumpang tumbuh enam persen menjadi 3,86 juta pax.
 
Sementara, kargo tumbuh 40 persen jadi 19,21 juta kilogram, dan lalu lintas pesawat tumbuh 11 persen jadi 31.865 pergerakan pesawat. "Jadi mau tidak mau harus pindah karena Bandara Husein sudah maksimal dikembangkan,” jelas Pramintohadi.
 
Komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Barat
 
Sekretaris Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, Andreas Wijanto menyebut sudah ada 19 operator bus dan 167 armada angkutan umum yang siap melayani transportasi darat dari dan menuju Bandara Kertajati ke Bandung, Cirebon, Majalengka, Kuningan, Tasikmalaya, Cikarang, Indramayu, Purwakarta, dan Sumedang.
 
"Saat ini kami sedang melakukan sosialisasi, karena dengan hadirnya Bandara Kertajati akan membuka pariwisata di daerah Timur Jawa Barat," jelas Andreas.
 
Pengamat Penerbangan Gerry Soejatman menambahkan, keterbatasan runway di Bandara Husein Sastranegara akan menghambat pertumbuhan daerah Jawa Barat secara keseluruhan. Jika terus-menerus terjadi penolakan terhadap migrasi penerbangan ke Bandara Kertajati, maka masyarakat yang akan dirugikan.
 
"Potensi Bandung dan Jawa Barat terkendala dengan keterbatasan Bandara Husein Sastranegara. Kertajati saya yakin bisa berperan sebagai attractive gateway untuk business traveller ke Jawa Barat," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(EKO)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan