Menteri BUMN Rini Soemarno menerangkan, bahwa pembentukan holding BUMN sedang tahap proses penyelesaian. Dalam menyelesaikannya harus ada peraturan presiden (PP).
"Nah itu yang sedang ditunggu. Harapannya akhir tahun, dokumentasinya saja ini. Ya kalau bisa akhir tahun, kalau tidak, ya awal tahun. Biasa dokumentasi perlu waktu," kata Rini ditemui di kantor pusat BTN, Jakarta, Selasa (13/12/2016).
Rini mengungkapkan, masih ada proses yang akan dijalankan. Tapi, tidak ada persoalan yang menyulitkan. Namun, memang perlu menunggu sedikit waktu sebelum merealisasikan proses holding BUMN tersebut.
"Tidak ada kendala, cuma kan ini perlu pengertian semua kementerian. Tapi ini sudah selesai, seperti PP kan harus diputarkan ke semua menteri. Jadi perlu waktu," terang Rini.
Holding BUMN meliputi beberapa sektor, terdiri dari Holding BUMN Tambang, Holding BUMN Energi, Holding BUMN Konstruksi, Holding Perkebunan dan Holding BUMN Jasa Keuangan.
Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus berupaya agar proses holding migas bisa segera terlaksana. Setelah mengalami keterlambatan selama enam bulan dari jadwal maka proses holding migas dikebut agar bisa terlaksana di tahun depan.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, setelah Revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 44 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penyertaan dan Penatausahaan Modal Negara di Badan Usaha Milik Negara dan Perseroan Terbatas serta PP Inbreng selesai, proses holding baru bisa dilakukan. Pasalnya, untuk melakukan holding perlu ada payung hukum yang kuat.
"Holding sekarang sedang proses final. PP 44 sudah selesai sebagai dasar, dan ada dua PP lagi yaitu PP dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) segera ditandatangani Presiden," kata Rini.
Menurut Rini dengan holding ini akan memperkuat posisi perusahaan BUMN. Seperti Pertamina, misalnya, ia menginginkan agar Pertamina menjadi tiga perusahaan migas terkuat di dunia.
"Harapan saya kalau sekarang sudah jadi lima besar, disatu titik bisa jadi tiga besar dunia. Seperti ekonomi Indonesia bisa tumbuh terbesar ketiga dunia," ujar dia.
Ia berharap holding ini bisa terlaksana pada awal tahun depan. Harapan itu lantaran persiapan holding di tahun ini tidak terkejar realisasinya.
"Saya berharap akhir tahun, tapi kalau tidak ya tidak apa-apa. Kita harap awal tahun (2017)," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News