Direktur Utama Taspen Iqbal Latanro mengatakan pembiayaan yang dilakukan oleh pihaknya merupakan program investasi yang sudah sesuai dengan program bisnis. "Ini memang sudah sesuai dengan program bisnis kami karena masuk dalam program investsi langsung Taspen," tutur Iqbal, melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa (25/10/2016).
Pembiayaan investasi langsung itu, menurut mantan Direktur Utama BTN ini, adalah sebesar 10 persen dengan total nilai mencapai Rp2 triliun di tahap pertama dan akan berkembang menjadi Rp3,5 triliun. Hingga saat ini, tercatat Taspen telah memiliki satu persen dari saham Waskita.
"Kerja sama ini sifatnya B to B (Business to Business). Jadi investasi langsung kita sebesar 10 persen dengan angka mencapai Rp2 triliun. Untuk tahap dua akan bertambah menjadi Rp3,5 triliun, namun tergantung perkembangannya," sambungnya.
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan salah satu upaya mempercepat pembangunan jalan tol adalah dengan pembiayaan dari dana BPJS Ketenagakerjaan, PT Taspen dan PT SMI (Sarana Multi Infrastruktur) pada proyek pembangunan tol.
"Kita akan mencoba menggunakan pembiayaan dari ekuitas PT SMI, PT Taspen dan BPJS Ketenagakerjaan untuk membangun infrastruktur untuk tahun ini dan tahun depan," ujar Bambang beberapa waktu lalu.
Dana-dana ini dianggap ideal untuk mendukung pembiayaan infrastruktur jalan tol karena sifatnya yang jangka panjang. Menurutnya, selama ini dana dari Taspen dan BPJS Ketenagakerjaan, lebih banyak dikembangkan lewat pasar modal seperti investasi saham. Dengan terobosan ini, dana dari Taspen dan BPJS Ketenagakerjaan bisa disalurkan ke sektor rill.
"Selama ini memang (dana Taspen dan BPJS Ketenagakerjaan) diletakkan di SUN, saham, atau deposito di bank," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News