Ilustrasi. (FOTO: dokumentasi Kementan)
Ilustrasi. (FOTO: dokumentasi Kementan)

Sejak Abad ke 18, Kabupaten Lingga Menanti Panen Padi

Kautsar Widya Prabowo • 01 Februari 2018 16:07
Jakarta: Kabupaten Lingga yang terletak di Kepulauan Riau akan melakukan gerakan percepatan panen dan penanaman padi beserta jagung di atas lahan seluas 1.800 hektare (ha) pada 15 Februari 2018.
 
Panen tersebut merupakan yang pertama sejak abad ke 18, lantaran 95 persen wilayah Linggar adalah lautan dan mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan. Sejak kepemimpinan Bupati Lingga Alias Wello, pada 17 Febuari 2016 silam, sektor pertanian menjadi program unggulan pada daerah tersebut.
 
Wello berharap gerakan percepatan panen dan tanam serentak yang digagasnya, mampu memberi energi baru bagi kebangkitan sektor pertanian. Khususnya di bumi Bunda Tanah Melayu menuju Lumbung Pangan Berorentasi Ekspor (LPBE) di wilayah perbatasan.

"Ini adalah momentum untuk membuktikan bahwa Lingga yang selama ini dikenal sebagai daerah kepulauan dengan kultur masyarakatnya sebagai nelayan, mampu bangkit dan menjadi daerah penyangga kebutuhan pangan di wilayah perbatasan. Jadi, kita tidak lagi bergantung pada pasokan pangan impor," jelasnya, seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Kamis, 1 Februari 2018.
 
Kebijakan Ketua DPRD Lingga yang akrab disapa Awe diyakini berhasil karena telah membangun sektor pertanian (sawah) dengan menggunakan dana dari langsung Kementerian Pertanian (tidak dengan dana APBD).
 
Nantinya pemerintah akan membuka 2.000 ha sawah baru pada tahun ini dan 2,000 ha pada tahun mendatang.
 
"Ini adalah momentum untuk membuktikan Lingga yang selama ini dikenal sebagai daerah kepulauan dengan kultur masyarakatnya sebagai nelayan, mampu bangkit dan menjadi daerah penyangga kebutuhan pangan di wilayah perbatasan. Jadi, kita tidak lagi bergantung pada pasokan pangan impor," tambah dia.
 
Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menganugerahkan HKTI Award 2017 kepada Wello atas karyanya yang telah berhasil membangun wilayah pertanian di daerah yang kepulauan.
 
Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Jenderal (Purn) Moeldoko dan Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman, dijadwalkan akan menghadiri acara perdana panen raya Kabupaten Lingga.
 
"Semoga para pemimpin daerah yang ada di perbatasan Indonesia sama pedulinya dengan sektor pertanian seperti Pak Wello. Karena kekuatan pangan di perbatasan termasuk upaya ketahanan NKRI juga," tutur Moeldoko.
 
Kabupaten Lingga memiliki 604 pulau besar dan kecil dengan jumlah penduduk sekitar 102 ribu jiwa. Sebagian besar wilayahnya atau sekitar 95 persen adalah lautan. Mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan.
 
Sejak masa kejayaan Kerajaan Riau Lingga-Johor-Pahang pada abad ke-18, sektor pertanian, khususnya budidaya padi dianggap mitos di Lingga.
 
Sawah yang tidak familier bagi masyarakat, menurut Moeldoko, karena selama ini mata pencaharian masyarakat lebih fominan di sektor perikanan dan perkebunan. Tak tanggung-tanggung, Bupati memulainya dengan biaya pribadi, walaupun di tengah jalan "pilot proyek sawahnya" mengalami kendala kelangkaan pupuk sehingga beberapa hektar harus difusokan untuk mendapatkan hasil yang baik.
 
"Saya melihat, di tengah tengah defisit yang tengah melanda secara nasional (termasuk Kabupaten Lingga), seorang Alias Wello yang menjabat sebagai Bupati Lingga berpikir bagaimana membangun Lingga tanpa menggunakan APBD yang lagi defisit?" kata Moeldoko.
 
Sektor yang bisa didukung untuk memakai dana pusat adalah di sektor pertanian karena pemerintah sedang berusaha untuk swasembada pangan. Pilihan beras sebagai "alat tawar" sementara ini telah menunjukkan "keberhasilan diplomasi" Wello dengan kedatangan Menteri Pertanian ke Kabupaten Lingga untuk menyaksikan langsung lahan persawahan yang sudah panen perdana (walaupun hanya sebagai panen sawah percontohan).
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan