Ketua Asosiasi Semen Indonesia Widodo Santoso menjelaskan, proyek infrastruktur akan dipercepat kembali di tahun depan. Pasalnya, belanja infrastruktur mulai direalisasikan pada semester II, sehingga penjualan semen akan lebih baik bila dibandingkan kinerja penjualan semen di semester I-2015.
"2016, pemerintah canangkan Februari-Maret proyek sudah jalan. Sekarang baru semester II proyek bisa jalan. Sekarang tidak ada masalah lagi, sekarang sudah normal," kata Widodo, ditemui dalam acara 'Launching Lembaga Sertifikasi Profesi Semen Indonesia Group dan Ceremonial Penyerahan Lisensi Lembaga Sertifikasi Profesi Semen Indonesa Group' di Gedung Balai Kartini, Jakarta, Selasa (13/10/2015).
Bayangkan saja, kata dia, pembangunan satu rumah memerlukan semen lima ton. Dengan perkiraan pembangunan 800 ribu unit rumah maka total konsumsi bisa mencapai 40 juta ton.
Ditempat yang sama, Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) Suparni menyebutkan, industri semen masih menjadi pendorong utama dalam membangun infrastruktur di dalam negeri. Selain itu, industri semen juga memberikan kontribusi untuk kebutuhan konstruksi dan pengembangan sektor lainnya.
"Semester I kita lesu penjualannya, Agustus sudah mulai tumbuh 17,8 persen bila dibanding Agustus 2014, September tumbuh 2,6 persen. Jadi situasi ini semakin meningkat, sampai akhir tahun akan tumbuh 3-4 persen," tutup Suparni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News