Menteri BUMN Rini Soemarno menyatakan, meski belum membahas rencana alokasi pinjaman tersebut, sebagian besar dana tersebut akan dimanfaatkan untuk pembangunan dan pengembangan infrastruktur Indonesia.
"Kebanyakan belum (mengalokasikan dana). Tapi yang paling utama untuk infrastruktur," kata Rini, usai menghadiri penandatanganan kerja sama pariwisata, di Kantor Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (12/2/2016).
Rini menjelaskan, dalam pengembangan infrastruktur tersebut bisa melakukan pinjaman penerusan (two step loan) untuk pengembangan lebih lanjut. Seperti salah satu pengembangan infrastruktur yang sedang digencarkan pemerintah yakni program kelistrikan.
"Ini kan biasa kalau dilakukan development itu two step loan. Jadi sedang apa itu kelistrikan," ucap dia.
Menurutnya, pinjaman ini merupakan satu hal yang baik jika dilakukan secara bertahap. Saat ini, pemerintah tinggal menunggu waktu dikucurkannya dana tersebut.
"Saya tinggal menunggu saja," pungkas dia.
Sebagai informasi, ADB kembali memberikan tawaran pinjaman pada Indonesia. Kali ini nilai pinjaman yang ditawarkan pinjaman ditingkatkan.
Presiden ADB Takehiko Nakao dalam kunjungannya ke Istana Negara menemui Presiden Joko Widodo dilanjutkan menyambangi kantor Menko Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan pembiayaan yang dipinjamkan tahun ini meningkat menjadi USD2 miliar.
Nakao mengatakan, dalam lima tahun terakhir yakni mulai 2010-2014, pinjaman yang diberikan pihaknya rata-rata bernilai USD740 juta per tahun.
"ADB akan memperluas penyaluran pinjaman. Dalam lima tahun lalu USD740 juta rata-rata. Kami berkomitmen USD10 miliar untuk lima tahun mendatang," kata Nakao, di Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News