Melalui bisnis barunya ini, Dini mengaku ingin mencari konsumen khususnya bagi pecinta hewan peliharaan. Menurut dia, bisnis tersebut masih belum terjemah oleh para pelaku usaha khususnya di Surabaya.
"Bisnis pakaian hewan ini sebenarnya bukan baru di Surabaya, sebenarnya sudah ada tapi sebagian besar barang impor dan harganya mahal," kata Dini, di Surabaya, seperti diberitakan Sabtu (30/1/2016).
Dini memutar haluan bisnisnya tersebut karena melihat potensi pasar pada pakaian hewan yang cukup besar. Menurut Dini, selama ini pakaian hewan yang ada di gerai-gerai pet shop (toko penyedia peralatan hewan peliharaan) sebagian besar adalah impor dan dibanderol dengan harga yang lumayan mahal.
"Ada juga yang murah tapi kualitas bahan dan bentuknya yang tidak layak pakai. Istilahnya tidak 'berprikehewanan' jika dipakaikan ke peliharaan kita," ujar Dini sembari tertawa.
Berbekal pengalaman di bidang bisnis baju, ia mencoba memproduksi pakaian hewan peliharaan, khususnya kucing dan anjing. Dini menggunakan merk dagang kebun binatang pet accessories dalam pakaian hewan tersebut. Dia berharap muncul satu produk lokal branded yang berkualitas serta memiliki gaya kekinian yang bisa diterima oleh semua lapisan pecinta hewan peliharaan.
"Dengan memproduksi sendiri kami berharap muncul produk lokal yang dapat bersaing baik secara kualitas maupun harga dengan produk impor. Pokoknya semangatnya adalah memajukan usaha lokallah," katanya.
Dini mengatakan, dirinya sengaja menggunakan nama "Kebun Binatang". Alasannya, dengan memilih nama tersebut agar produk pakaian yang diproduksinya identik dengan lokasi produksinya yakni di Surabaya.
"Kalau soal nama, saya berfikir produksi ini kan di kota Surabaya yang bergerak di bidang hewan, dan ikon untuk hewan-hewan di Surabaya adalah Kebun Binatang Surabaya (KBS). Artinya usaha di bidang aksesoris hewan yang lahir di kota Surabaya," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News