baca : Referendum Italia Dorong Wall Street Menguat
Gejolak kondisi global tersebut dinilai bakal berpengaruh terhadap perdagangan, termasuk Indonesia. Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita pun sempat diperingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal hal ini.
"Presiden menyampaikan kecenderungan negara-negara ini (bakal) proteksionis. Memprotek marketnya. Saya sudah di warning untuk hati-hati dengan kondisi itu," ungkap Enggar dalam acara Sarasehan 100 Ekonomi Indonesia di Hotel Fairmont, Jalan Asia Afrika, Jakarta Pusat, Selasa (6/12/2016).
Baca : Pemerintah Italia Tetapkan Referendum
Saat ini, Enggar masih belum bisa memperkirakan sejauh mana dampak referendum Italia terhadap pengaruh perdagangannya bagi Indonesia. Terlebih Indonesia tak hanya memperhatikan kondisi dan gejolak Italia.
"Referendum tidak mungkin dua hari diukur. Keputusannya seperti itu belum (langsung) dieksekusi. Dampaknya ke perdagangan ya belum bisa diukur," paparnya.
Menurut dia, hengkangnya Inggris dari Perserikatan Negara Uni Eropa menjadi salah satu hal yang masih dicermati Indonesia hingga saat ini. Beberapa waktu lalu, Enggar juga sempat bertemu dengan Mendag Inggris untuk membicarakan peristiwa yang disebut British Exit (Brexit) itu.
"Kami juga bicara mengenai CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement). Kemudian sesudah itu perjanjian bilateral," tegas Enggar.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag), total perdagangan Indonesia dengan Italia mencapai USD4 miliar pada 2014. Namun sayangnya sempat mengalami penurunan pada 2015 dan total perdaganganya menjadi USD3,2 miliar.
Sementara ekspor Indonesia ke negeri Pizza tersebut mencapai USD1,8 miliar pada 2015. Sedangkan impor Indonesia dari Italia mencapai USD1,3 miliar sehingga neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar USD500 juta di 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News