Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad mengatakan, kredit rupiah mendominasi pertumbuhan kredit dengan 9,14 persen year on year (yoy) sedangkan kredit valuta asing (valas) tumbuh sebesar 3,35 persen yoy.
"Dirinci per jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh paling tinggi yakni sebesar 11,75 persen yoy, kemudian diikuti dengan kredit konsumsi 7,39 persen dan kredit modal 7,34 persen" kata dia di kantor OJK, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Jumat (30/12/2016).
Baca: BI Prediksi Pertumbuhan Kredit Capai 11% di 2017
Dari sisi sektor usaha, empat sektor yang tumbuh paling tinggi pertumbuhan kreditnya adalah sektor listrik 40,17 persen, sektor konstruksi 21,42 persen, sektor administrasi pemerintahan 18,38 persen, dan sektor pertanian 16,67 persen.
"Sementara itu, kredit bermasalah di perbankan atau non performing loan (NPL) terjaga pada level yang relatif rendah, yaitu 3,18 persen gross dan 1,38 persen net," jelas Muliaman.
Adapun pada perusahaan pembiayaan, non performing finance (NPF) juga terjaga di level yang rendah, yaitu 3,20 persen. Meski di tengah kondisi perlambatan ekonomi, level NPL dan NPF masih jauh di bawah threshold sebesar lima persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
